Liputan6.com, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam kurun 1 tahun ini ramai oleh pemberitaan di media massa. Bukan karena prestasi yang dicapai, melainkan karena beberapa ‎kasus etika yang membuat gaduh publik salah satunya kasus 'Papa Minta Saham' yang melibatkan mantan Ketua DPR Setya Novanto.
Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Surahman Hidayat mengakui jika citra DPR‎ di mata publik saat ini semakin buruk karena hiruk-pikuk kegaduhan.
Ia berharap, ke depan para anggota DPR bisa lebih menjaga diri masing-masing untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat kembali mencoreng lembaga.
"Akhir Desember ini sangat ramai hiruk-pikuk, bukan hal yang menggembirakan tapi kurang menggembirakan," kata Surahman Hidayat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (30/12/2015).
Untuk itu, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengimbau anggota dewan berintrospeksi ‎apakah tindakannya selama ini benar atau sebaliknya. Ia berharap, Tahun Baru menjadi semangat baru bagi anggota dewan untuk bekerja sesuai amanah.
Baca Juga
Baca Juga
"Ke depan semua harus ngaca diri, ada apa wajahnya. Kalau ada yang kurang bagus harus diperbaiki. Jadikanlah Tahun Baru ini wajah baru, semangat baru dan komitmen baru, integritas utuh," imbau dia.
Tahun 2016 mendatang, meskipun kegaduhan politik tidak menutup kemungkinan bisa terulang, ia akan memin‎ta kerja sama dengan seluruh fraksi agar bisa menjadi pengingat kepada seluruh anggotanya.
"Mohon fraksi membantu MKD. Nanti ada sebaran undangan fraksi dan pimpinan AKD (alat kelengkapan dewan) yang lain. Kan itu kembali ke masing-masing pribadi, apakah kita mau gaduh atau membuat prestasi. MKD ditugaskan lebih kedepankan upaya-upaya pencegahan," ujar Surahman.
Untuk di internal MKD sendiri, Surahman menuturkan, pihaknya akan belajar dari semua kritikan dari berbagai pihak.
"Tentu pengalaman 2015 itu jadi pengalaman positif dalam arti memberi dampak positif. Saya tentu akan ajak teman-teman di MKD untuk mengambil pembelajaran dari kegaduhan di 2015 dan menginventarisasi kritikan dari pakar, tokoh dan beberapa masukan itu penting," pungkas Surahman Hidayat.
Advertisement