Liputan6.com, Jakarta - Kedatangan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ke Jakarta mendapat penolakan dari Front Pembela Islam (FPI). FPI datang ke Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, dan men-sweeping kendaraan yang ditumpangi Dedi.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun marah mendengar adanya sweeping itu. Seharusnya, kata dia, siapa pun boleh datang ke Jakarta.
"Saya pribadi pikir itu enggak benar gitu, lo. Mana boleh sih di-sweeping langsung harus disuruh pulang, iya dong. Kalau saya enggak akan disuruh pulang, tapi dia pulang ya sudah," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (30/12/2015).
Advertisement
Baca Juga
Ahok menegaskan tak akan pulang jika kejadian itu menimpa dirinya. "Cuma dia enggak mau ribut karena bukan tempat dia, jadi dia hormat, jadi saya kenal baik. Dia mungkin pikir enggak mau ribut di Jakarta," ujar Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu tidak habis pikir bila alasan sweeping karena Dedi dinilai mendekati syirik dan musyrik, sehingga Dedi tidak boleh menginjakkan diri ke Jakarta.
"Ya, kalau gitu ya susah. Makanya jangan jadi Tuhan, deh. Yang nentuin siapa sih, emang lu Tuhan? emang FPI Tuhan? Justu kalau saya mau tanya sama orang lain, FPI benar enggak?" ujar dia kesal.
Menurut Ahok, tidak ada yang berhak mengklaim dirinya mewakili agama tertentu untuk menjelaskan pendapat seluruh umat. Tindakan FPI seperti itu dinilai sudah masuk mengklaim Islam yang dianut dirinya paling benar.
"Jadi jangan FPI mengklaim dia mewakili Islam, ya dong, berasa ini paling benar terus mengusir orang seenaknya terus menafsirkan kitab suci seenaknya. Lu tanya sama Islam yang lain, kira-kira nabi saja bilang ada 72 aliran, kok. Siapa pun yang mengklaim paling betul itu baru namanya syirik atau musyrik. Kenapa, berarti dia menuhankan dirinya," Ahok menegaskan.
"Kalau kamu sudah nggangap paling benar, aliran lain enggak benar, berarti kamu menggganggap setara dengan Tuhan. Orang lain pantas dihabisi, berarti kamu menganggap dirimu setara dengan Tuhan, itu yang betul, kan. Jadi sudahlah enggak usah nganggap dirimu paling benar gitu, lo," Ahok memungkasi.
Aksi sweeping dilakukan FPI saat Dedi akan mengisi sebuah acara di TIM Cikini, Senin, 28 Desember 2015. Puluhan anggota FPI berpakaian serba putih bersiaga di depan pintu masuk TIM. Akhirnya sang wali kota itu pun batal hadir.
Sweeping ini pun berbuntut panjang. Muncul petisi pencopotan Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Hendro Pandowo. Hendro dinilai patut dicopot karena mengizinkan sweeping terjadi.**