Sukses

Cegah Maraknya TB, Depok Bentuk Laskar Pengawas Minum Obat

Setiap hari terdapat 183 orang di dunia yang meninggal karena penyakit Tuberkulosis.

Liputan6.com, Depok - Selama tahun 2015, Perhimpunan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Kota Depok menemukan 1400 orang yang teridnikasi  menderita Tuberkulosis (TB). Dari jumlah tersebut, 140 orang positif menderita TB.

Tingginya angka penyebaran TB di kota Depok, membuat PPTI bersama Pemkot merasa perlu melakukan langkah-langlah pencegahan yang lebih efektif. Mengingat TB menjadi salahsatu penyakit pembunuh nomer satu di kota ini.

"Harus dibangun kesadaran bagi masyarakat, agar masalah penderita TB yang dia tidak tahu dan dia tidak mau memeriksakan diri, bisa berubah," ujar Walikota Depok Nur Mahmudi saat menggelar rapat koordinasi jejaring TB lintas sektoral se-Depok di aula Bappeda, Balai Kota Depok, Rabu (30/12/15).


Dalam kesempatan tersebut, Nur Mahmudi menyampaikan bahwa kesadaran masyarakat yang rendah terhadap bahaya penyakit TB menjadikan virus tersebut tersebar dengan sangat cepat.

Ketua PPTI Kota Depok Anna Rozaliyani menjelaskan, untuk kategori penyakit menular, TB merupakan penyebab kematian nomor satu.

"Setiap hari terdapat 183 orang di dunia yang meninggal karena penyakit TB" kata Anna.

Meski mengalami penurunan jumlah suspek TB, Anna mengatakan bahwa Indonesia belum sukses dalam menangani kasus TB. Saat ini Indonesia menduduki peringkat kelima jumlah TB terbanyak, setelah beberapa tahun lalu sempat berada di peringkat ketiga.

Untuk memerangi TB, PPTI Kota Depok tidak hanya mengadakan penyuluhan-penyuluhan tetapi juga membentuk Laskar Pengawas Minum Obat (Laskar PMO).

Anna menyampaikan, Laskar PMO bertugas memantau dan membantu penderita TB untuk mengkonsumsi obat. Kendala dalam penyembuhan TB adalah penderita bosan mengkonsumsi obat secara rutin selama enam bulan.

Di tiap kecamatan akan ada 20 Laskar PMO yang akan memantau penderita TB. "Ada yang sudah terlihat baik dalam sebulan, lantas tidak mau minum lagi. Padahal harus dituntaskan dalam enam bulan" ujar Anna.

Anna mengaku yakin dengan semakin banyak pihak yang mau peduli dengan TB, maka penyakit TB yang cukup tinggi di Depok dapat ditanggulangi.

"Jika semua pihak mau peduli dan ambil bagian, kami yakin penderita TB di Kota Depok dapat terus berkurang hingga zero (nol)" pungkas Anna.