Sukses

VIDEO: Uniknya Festival Seni Pasir di Lumajang

Festival Seni Pasir diselenggarakan oleh gabungan aktivis lingkungan di Pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-awar, Lumajang, Jawa Timur.

Liputan6.com, Lumajang - Pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur Sabtu 2 Januari 2016 kemarin diramaikan dengan adanya acara Festival Seni Pasir.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (3/1/2016), Festival Seni Pasir diselenggarakan oleh gabungan aktivis lingkungan dari Komunitas Orang Indonesia, Komunitas Pecinta Alam, dan sejumlah komunitas lainnya.

40 kelompok peserta mencoba membuat patung pasir dengan bahan pasir yang sebelumnya biasa ditambang. Tak mudah untuk mempertahankan bentuk patung pasir yang telah dibuat.

Festival Seni Pasir sebenarnya berawal dari niat memperingati 100 hari tewasnya Salim Kancil, warga anti tambang oleh warga pendukung tambang pasir di Desa Selok Awar-awar.

"Gagasan ini muncul awalnya untuk memperingati 100 hari gugurnya Salim Kancil. Dan sekaligus pesan moral kepada semua pihak bahwa pasir di Lumajang tidak semata-mata untuk ditambang tetapi bisa untuk dikreasikan sebagai karya seni yang menarik," ungkap salah seorang panitia A'ak Abdullah Al-Kudus.

Hasil karya seni pasir peserta pun beragam. Ada yang meniru replika Candi Borobudur, buaya, hingga perlambang tewasnya Salim Kancil yang menentang penambangan pasir besi yang dipandang merusak alam pedesaan.

Dalam festival ini, peserta berlomba membuat seni patung dan melukis dari bahan pasir. Berbekal alat pertukangan para peserta unjuk kebolehan membuat karya terbaik, dimana selain keahlian dan pengalaman, tentunya peserta juga dituntut untuk bekerja sama.