Sukses

Dokter Cantik di Yogyakarta Hilang Misterius

Saat menginap di rumah kerabatnya, Rica dan anaknya dijemput seseorang yang menggunakan pakaian khusus.

Liputan6.com, Yogyakarta - Rica Tri Handayani kini dicari Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Namun bukan karena kasus kejahatan. Perempuan yang berprofesi sebagai dokter itu hilang kontak sejak Rabu, 30 Desember 2015 lalu.

Ia sempat berpamitan kepada suaminya, Aditya Akbar Wicaksono, sebelum akhirnya tidak bisa dihubungi.

Aditya kemudian melaporkan kehilangan alumnus Universitas Islam Indonesia (UII) angkatan 2006 itu ke Polda DIY, keesokan harinya. Menanggapi laporan kehilangan itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda DIY Kombes Hudit Wahyudi menyebutkan telah membentuk 2 tim untuk mencari Rica.

Menurut Hudit, kasus itu termasuk unik karena Rica sempat berpamitan dengan kedua orangtua, kakak, adik dan suaminya. Rica, kata Hudit, datang mengunjungi suaminya yang sedang kuliah mengambil spesialisasi dokter bedah di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 12 Desember 2015. Pada 29 Desember 2015, Rica dan Aditya berangkat ke Maguwoharjo, Sleman, untuk mengunjungi sepupu Adit dan tinggal di tempat tersebut.

Namun, saat 30 Desember 2015, Aditya yang sedang berada di RS Sardjito dihubungi kerabatnya bahwa istri dan anaknya telah meninggalkan rumah. "Dijemput seseorang yang masih terhitung kerabatnya. Penjemput itu memakai pakaian "khusus". Ini masih dalam penyelidikan. Kita menyelidik dari berbagai sumber dengan membentuk 2 tim," kata Hudit kepada Liputan6.com, Senin (4/1/2016).

Hudit menuturkan, sebelum pergi, Rica sempat berpamitan kepada kedua orangtuanya untuk berjuang di jalan Allah. Ia juga menitipkan surat pada Aditya yang berisi permohonan maaf karena tidak bisa bertemu langsung. Rica juga menyampaikan telah banyak bencana karena sifat umat Islam yang tidak lagi sesuai akidah.

"Dia berpamitan dan merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki itu dan ingin mengabdi di jalan Allah," kata Hudit sambil membacakan isi surat tersebut.

Ia menduga perempuan asal Lampung itu sudah merencanakan kepergian ini jauh-jauh hari. Hal itu terlihat dari isi surat yang cukup panjang. Dalam surat itu juga disertai dengan rincian keuangan. Namun, Rica menyatakan kepergiannya tidak terkait ISIS.

"Kepada orangtuanya dikatakan tidak akan bergabung dengan ISIS atau sejenisnya. Selain itu juga bukan untuk pergi selamanya. Jadi, masih dimungkinkan akan kembali," ujar Hudit.**