Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tiba-tiba keluar dari ruangannya menuju lantai 3 gedung Balai Kota Jakarta. Rupanya, pria yang karib disapa Ahok itu ingin melihat Smart City Lounge yang perlahan telah dibangunnya.
Setibanya di Smart City Lounge, Ahok langsung duduk di salah satu ruang kaca berukuran besar. Tepat di hadapannya, terdapat layar besar berisi berbagai data CCTV, pengaduan masyarakat melalui aplikasi Qlue, dan berbagai aplikasi yang terhubung di Smart City.
Ahok sempat meminta ditampilkan berbagai data yang ingin dilihatnya. Beberapa bisa ditampilkan dan sudah tersedia, sedang data lainnya masih belum berbentuk aplikasi, seperti data anggaran.
Advertisement
"Anggaran belum ada ya. Saya ingin dibuat aplikasi, jangan lagi web gitu," kata Ahok, Selasa (5/1/2015).
Kepala UPT Smart City Setiaji pun membeberkan beberapa kemudahan yang bisa dinikmati dari kehadiran Smart City.
"Lalu hebatnya apa?" tanya Ahok.
"Qlue ini rupanya ada laporan yang 5 hari tidak ditindaklanjuti. Sekarang kita tahu, dan kita langsung hubungi SKPD yang bersangkutan," papar Setiaji tentang keunggulan aplikasi yang ada.
Baca Juga
Namun, Ahok meminta pemberitahuan itu juga diteruskan kepada dirinya agar bisa mengetahui pejabat mana saja yang mengabaikan laporan masyarakat.
"Harusnya langsung kasih tahu kita aja nih, biar langsung kita pecat. Lurah ini kan estate manager, semua urusan lurah. Genangan apa lurah harus tahu," ucap Ahok.
Baginya tidak ada alasan masih adanya genangan di Jakarta selama muka air laut tidak tinggi. Seluruh saluran harus sudah dalam keadaan baik.
"Kalau laut enggak ada naik, 13 sungai turun, harus pikirin dong, pasang pompa segala macam. Harusnya semua Jakarta bisa dimonitoring di sini," imbuh Ahok.
Selepas perbincangan itu, Ahok sempat menyapa para developer aplikasi yang ada di ruangan lainnya. Mereka sudah diberi tugas masing-masing untuk mengembangkan aplikasi yang dibutuhkan masyarakat dan pemerintah dalam rangka pengawasan.