Sukses

Dosen UGM: Paku Alam X Sosok Tepat Dampingi Sultan HB X

Sikap Paku Alam X yang siap menghadapi tantangan dinilai terlihat dari prosesi jumenengan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Prosesi penobatan atau jumenengan Paku Alam X telah berjalan sukses di Bangsal Sewotomo, Pura Pakualaman, Yogyakarta. Dosen jurusan politik dan pemerintahan Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Dardias menilai, kesuksesan tersebut sebagai penanda baru bagi Pakualaman di tengah kekisruhan internal.

"Pertama dilihat beberapa tokoh yang datang ya itu legitimate. Semua tokoh nasional dan menteri, bahkan Jokowi dijadwalkan datang tapi tidak bisa datang. Kalau dilihat prosesi itu legitimate," ujar Bayu usai jumenengan, Yogyakarta, Kamis 7 Januari 2016.

Namun begitu Pakualaman saat ini memiliki tantangan sendiri. Sebab, dahulu Pakualaman yang hanya kadipaten sekarang menjadi Wakil Kasultanan Yogyakarta. Namun demikian, Paku Alam X dinilai mampu melewati tantangan.

"Saya kira lebih efektif. Dilihat dari hal sederhana saja lampu lampu di belakang itu semua LED, beliau mengganti lampu lampu dengan lampu hemat energi. Jadi beliau mengganti inovasi dimulai dari hal kecil sudah terasa," kata dia.

Bayu menuturkan, sikap yang siap menghadapi tantangan ini juga terlihat dari prosesi jumenengan. Hal itu terlihat dalam pidato Sabda Dalem KGPAA Paku Alam X usai disahkan.

Selain itu, dalam prosesi jumenengan terlihat PA X menyelaraskan bagaimana perubahan budaya bisa berjalan seiring dengan modernitas. Prosesi jumenengan terlihat sangat singkat dan memperlihatkan intinya saja.

Paku Alam X sungkem (Liputan6.com/ Fathi Mahmud)

"Semua orang happy, waktu tidak panjang saya kira ini perpaduan antara tradisionalisme yang tidak hilang dengan modernitas di mana orang butuh waktu yang cepat untuk mendapatkan inti.  Ini upaya kombinasikan tradisional dan modernitas," kata Bayu.

Bayu mengatakan, Paku Alam X yang terhitung masih muda, memiliki pengalaman yang luas di bidang pemerintahan akan menjadi partner bagus bagi Sultan Hamengku Buwono X. Karena masing-masing mengetahui posisinya.

"Kemungkinan bisa hand hand dengan ngarso dalem (Sultan Hamengku Buwono X). Dia kan punya pengalaman panjang di birokrasi karena usianya masih relatif muda. Kemungkinan menjadi partner bagi ngarso dalem. Posisinya tetap di bawah ngarso dalem karena sebelum salaman beliau sungkem dulu. Jadi posisinya selalu di bawah kasultanan," ujar Bayu Dardias.