Sukses

Kemendikbudristek Dukung Penuh Ajang Pencarian Bakat Ksatria Tari Indonesia

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendukung penuh ajang pencarian bakat Ksatria Tari Indonesia (KTI) yang diprakarsai oleh Yayasan Swargaloka.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendukung penuh ajang pencarian bakat Ksatria Tari Indonesia (KTI) yang diprakarsai oleh Yayasan Swargaloka.

Kegiatan tersebut diadakan pada Rabu (6/12/2023) di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Ksatria Tari Indonesia merupakan ajang kompetisi tari kreasi kelompok berbasis tradisi yang mengedepankan karya populis, unik, kreatif, dan atraktif.

Menurut Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek Ahmad Mahendra, ajang tersebut sekaligus mempresentasikan nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) lewat gagasan yang diimplementasikan pada motif gerak, aksesoris, kostum, instrumen musik, dan elemen seni lainnya.

Dia mengatakan, ajang pencarian bakat KTI 2023 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Jika pada 2022 dilakukan hanya untuk wilayah Jawa dan Bali dengan diikuti 36 peserta komunitas, maka di 2023 ini, KTI diselenggarakan secara nasional dan diikuti oleh 113 grup peserta dari 25 provinsi.

"Sebagai wadah ekspresi, interaksi, dan kolaborasi, ajang pencarian bakat Ksatria Tari Indonesia ini merupakan wujud nyata generasi muda melahirkan karya terbaiknya dalam memajukan budaya seni tari tradisi Indonesia. Untuk itu saya mengajak generasi muda agar terus memperkuat jati diri bangsa dengan sebuah karya seni yang berpijak dari kearifan lokal demi pemajuan kebudayaan bangsa," papar Mahendra melalui keterangan tertulis, Rabu (6/12/2023).

Kemudian, Executive Producer Ksatria Tari Indonesia Suryandoro mengatakan bahwa kelompok tari yang tampil di ajang KTI diharapkan memiliki visi misi yang kuat dan berpotensi untuk berkembang.

 

2 dari 2 halaman

Diharap Bisa Kembangkan Kreativitas

Suryandoro menjelaskan, hal tersebut dikarenakan Indonesia memerlukan pendekatan dan kemampuan baru guna membangun sistem dan produksi inovatif berkelanjutan, salah satunya dengan memberdayakan generasi muda lewat seni berbasis industri kreatif.

"Kreativitas bisa menjadi kekuatan guna menyambut bonus demografi. Dengan kreativitas masyarakat bisa melakukan berbagai upaya, baik terkait dengan ketahanan budaya, maupun penciptaan hal-hal baru yang dirasakan relevan dengan kebutuhan kekinian," tegas Suryandoro.

Ajang Ksatria Tari Indonesia (KTI) sendiri telah melalui proses sejak tahapan penilaian (kurasi) yang berlangung pada 16 sampai 21 Oktober 2023, tahap pelatihan (lokakarya) pada 4 sampai 5 Desember 2023, hingga babak grand final yang berlangsung di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada 6 Desember 2023.

Pada acara grand final, KTI menampilkan lima pemenang, yaitu Cecakal Dance Studio (Yogyakarta), EOU (Pontianak), Sesingidan Puspowarno (Bantul), Diamond Art Performance (Lumajang), dan Makuta (Gorontalo).

Sebagai informasi, KTI bermula dari suatu grup tari Yayasan Swargaloka Art yang menjuarai ajang pencarian bakat dari salah satu televisi swasta Indonesia pada 2022, dengan beranggotakan 5 penari, yaitu Bathara Saverigadi Dewandoro, Bathari Putri Surya Dewi, Chikal Mutriara Diar, Denta Sepdwiansyah Pinandito, dan Afrilia Mustika Sari. Grup tari ini yang kemudian menginisiasi sekaligus menyelenggarakan Ksatria Tari Indonesia.