Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo akan mengutus utusan khusus ke Iran dan Arab Saudi. Langkah ini sebagai upaya mendamaikan konflik antar 2 negara di Timur Tengah itu.
"Sebagai utusan khusus, nanti saya sampaikan setelah akan berangkat. Tapi secepatnya mungkin berangkat hari Senin, Selasa atau bisa lebih cepat tapi saya minta secepatnya juga," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 8 Januari 2016.
‎
Baca Juga
Sebenarnya, upaya mendamaikan ini dapat dilakukan dengan menghubungi langsung Pangeran Arab, Mohammad bin Salman. Namun, Jokowi memandang masalah ini sangat penting sehingga harus mengirim utusan khusus.
"Saya kirim utusan khusus sehingga tidak berbicara langsung," ucap dia.
Jokowi menegaskan, pengiriman utusan khusus ini dilakukan ‎untuk menawarkan Indonesia menjadi mediator konflik Arab Saudi-Iran. "Ke sana kira kira arahnya," ujar Jokowi.
Arab Saudi memutuskan hubungan bilateral dengan Iran pada Minggu, 3 Januari 2015. Pengumuman tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir.
Jubeir juga menyampaikan Kerajaan Arab Saudi memberi waktu 48 jam bagi para diplomat dan entitas terkait untuk keluar dari wilayah mereka. Ia menegaskan, Riyadh tidak menoleransi Iran yang dianggap membahayakan keamanan kerajaan.
"Pihak kerajaan, dengan mempertimbangkan realita yang ada, mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran dan meminta para perwakilan misi diplomatik beserta konsulat dan staf terkait untuk pergi dalam jangka waktu 48 jam. Duta besar telah dipanggil untuk diperingatkan tentang hal ini," jelas Jubeir.
Setelah Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, negara-negara koalisinya mengikuti langkah tersebut. Adapun negara-negara tersebut adalah Bahrain, Sudan, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Advertisement