Sukses

Destinasi: Antara Kopi dan Legenda Tapak Kaki Raksasa

Eksotisme Aceh Selatan tidak pernah lepas dari kekuatan nilai sejarahnya.

Liputan6.com, Aceh - Eksotisme Aceh Selatan tidak pernah lepas dari kekuatan nilai sejarahnya.

Perjalanan ke Aceh Selatan dimulai dari ibu kota Jakarta, lalu transit di Bandara Kualanamu Medan dan mendarat di Bandara Cut Nyak Dien Meulaboh.

Seperti ditayangkan Destinasi dalam Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (9/1/2016), untuk tiba di Tapak Tuan ibu kota Kabupaten Aceh Selatan, masih membutuhkan 3 jam perjalanan darat. 

Kisah Aceh Selatan dimulai dari Kota Tapak Tuan. Nama ibu kota kabupaten ini tidak terlepas dari keberadaan tapak kaki raksasa milik Tuan Tapa, petapa sakti bertubuh raksasa. Legenda yang hidup mengakar di tengah masyarakat Aceh secara turun temurun.

Dari Tapak Tuan, kita bergeser ke Labuhan Haji. Konon tempat ini terkenal dengan pembuatan kopi kampung tradisional khas Aceh Selatan. Keuntungannya mungkin tidak seberapa. Namun cukup membantu menambah penghasilan ibu-ibu dan kaum perempuan di desa ini.

Setiap bulannya, panen buah kopi bisa dilakukan hingga 2 kali. Buah kopi yang sudah dipetik kemudian dijemur hingga warnanya berubah menjadi kering kecoklatan. Butuh waktu berhari-hari untuk proses penjemuran terutama di musim hujan seperti ini

Buah kopi kering kemudian ditumbuk hingga menyisakan bijinya. Kesan tradisional masih terlihat dari alat penumbuk yang terbuat dari batang kayu yang digerakkan manual menggunakan kaki.

Biji kopi yang telah berubah warna kehitaman ini kemudian ditumbuk. Kesabaran ekstra dibutuhkan.

Mengakhiri perjalanan, tim Destinasi menuju ke salah satu wisata alam yang letaknya tidak jauh dari pusat kota.

Dalam legendanya, air terjun tingkat 7 diciptakan oleh sang naga sedemikian indah bagi putri mereka. Tujuannya tidak lain untuk menjaga putri naga tetap berada dalam asuhan mereka.

Masyarakat setempat juga percaya air terjun ini digunakan sebagai tempat permandian sang putri.