Liputan6.com, Jakarta - Laporan kinerja kementerian yang dirilis oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi pada 15 Desember lalu mendapat kritikan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Laporan itu dinilai hanya cara Yuddy untuk mencari sensasi menjelang perombakan kabinet jilid II.
"Menteri Yuddy ini terlalu sensasional, melebihi kewenangan Jokowi," kata ‎anggota Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Maman Imanul Haq‎, dalam diskusi bertajuk Buruk Kinerja, Kabinet Terbelah, di Jakarta, Sabtu (9/1/2016).
Maman juga menjelaskan, ‎pentingnya para menteri memahami soal koordinasi dan komunikasi. Harapannya agar jangan sampai para menteri sibuk untuk bicara di depan publik, tapi lupa tugas pokok dan fungsinya.
"Harusnya ada menteri yang boleh ngomong seperti Mas Pram (Sekretaris Kabinet). Seharusnya Yuddy tidak boleh banyak omong. Kasus Angeline, ada apa Yuddy datang ke Bali. Apa hubungannya? Tupoksi dia perbaiki reformasi birokrasi, tapi kenapa jadi spekulasi dan beri kehebohan," papar anggota Komisi VIII DPR itu.
Baca Juga
Meski memberikan sindiran keras terhadap Yuddy, PKB tidak pernah meminta pada Presiden Jokowi untuk melakukan reshuffle jilid II.
"‎Reshuffle hak prerogatif Presiden, PKB tak pernah desak dan minta-minta," tegas Maman.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menyebut 'kreatifitas' Yuddy, dasarnya mudah dipatahkan. Meski dia mengklaim 'survei' tentang kinerja kementerian itu independen dan dapat dipertanggungjawabkan, namun faktanya tetap saja penyelenggaranya adalah KemenPAN RB yang sangat subjektif.
"Menurut saya tidak objektif. Karena yang nyuruh adalah KemenPAN RB," jelas Ray.
Yuddy juga berupaya, mencari perhatian Presiden Jokowi dengan menempatkan dirinya di urutan ke tiga sebagai kementerian berkinerja baik. Kemudian di sisi lain menjatuhkan menteri-menteri lain dengan menempatkannya di urutan bawah.
"Ini kan jelas sekali tidak objektif. Aneh bin ajaib ini. Bagaimana mungkin bisa mensurvei dirinya lebih baik dibandingkan dari yang laih. susah diterima," tegas Ray.