Liputan6.com, Jakarta - Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memeriksa 2 orang yang diduga perekrut Dokter Rica Tri Handayani masuk organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Keduanya turut diamankan bersama Dokter Rica di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Kabag Humas Polda DIY Anny Pudjiastuti mengatakan, pihaknya telah mengamankan 6 orang, termasuk Dokter Rica di Pangkalan Bun pada Senin 11 Januari 2015. Hasilnya, ada 2 orang yang diduga menjadi otak perekrut orang-orang yang hilang masuk Gafatar. Oleh karena itu, keduanya diperiksa terkait motif dan lainnya.
"Ya hari ini Eko dan Vani diperiksa. Motif dan peran mereka. Kita belum tahu sampai kapan pemeriksaannya. Masih berkembang," ujar Anny, Selasa (12/1/2016).
Baca Juga
Anny mengatakan, selama pemeriksaan Eko dan Vani masih diamankan di Polda DIY. Begitu juga dengan korban yang hilang dari Boyolali yang turut diamankan bersama dengan Rica. Namun demikian, Rica dikembalikan ke rumah suaminya untuk sementara waktu.
"Mereka masih di polda. Dokter Rica sudah dikembalikan sementara ke suaminya. Semalam 22.30 WIB. Soalnya Rica belum stabil. Secara kemanusiaan akhirnya berikan waktu bersama suaminya," kata dia.
Anny mengatakan, polisi akan ditempatkan di sekitar rumah suaminya, selama Rica berada di tempat tersebut. Hal ini demi keamanan dan untuk mendalami motif perempuan itu mau ikut dalam organisasi yang diduga bernama Gafatar.
Advertisement
"Pengamanan bersifat tertutup. Jelas itu. Nanti kita akan siapkan psikiater jika akan dimintai keterangan. Karena kembali lagi melihat psikisnya masih belum stabil," Anny menandaskan.
Dokter Rica dilaporkan hilang oleh suaminya, Aditya Akbar Wicaksono, karena nomor teleponnya tidak bisa dihubungi. Sejak 30 Desember 2015, dokter asal Lampung, Rica Tri Handayani, pergi bersama anaknya tanpa sepengetahuan sang suami.
Sebelum pergi, Rica sempat berpamitan kepada kedua orangtuanya untuk berjuang di jalan Allah. Ia juga menitipkan surat pada Aditya yang berisi permohonan maaf karena tidak bisa bertemu langsung. Rica juga menyampaikan telah banyak bencana karena sifat umat Islam yang tidak lagi sesuai akidah.
Polisi menduga perempuan asal Lampung itu sudah merencanakan kepergian ini jauh-jauh hari. Hal itu terlihat dari isi surat yang cukup panjang. Dalam surat itu juga disertai dengan rincian keuangan.