Liputan6.com, Jakarta - Berbeda dengan penggusuran yang sebelumnya dilakukan Pemprov DKI Jakarta di permukiman Kampung Pulo, Jakarta Timur, penggusuran rumah yang berlangsung Selasa pagi di Bukit Duri, Jakarta Selatan, praktis minim perlawanan dari warga.
Tak ada gesekan yang memicu konflik saat proses penggusuran itu berlangsung, meski spanduk penolakan penggusuran tetap terpampang di tiap sudut gang. Hari ini hanya 97 rumah atau bidang yang digusur.
Baca Juga
"Nanti ada yang menyusul karena totalnya 460 bidang. Sementara di 3 RT ini dulu. RT 11, 12 dan 15 dari RW 10. Semua ada 3 RW totalnya, yaitu RW 10, 11, dan 12," ujar Camat Tebet Mahludin di lokasi penggusuran, Selasa (12/1/2016).
Advertisement
Dia menuturkan kali ini penggusuran dilakukan secara bertahap sebelum menggusur ratusan rumah lainnya. Ada sekitar 2 kelurahan lagi yang masih menunggu proses penggusuran.
"Di Bukit Duri ini masih sebagian, belum semua. Belum lagi Kebon Baru dan Manggarai. Bertahap karena rusun belum tersedia," kata Mahludin.
Belajar dari Kampung Pulo
Namun, alasan belum adanya rusun ditampik keras oleh warga yang menjadi korban penggusuran. Warga mengatakan penggusuran secara bertahap ini merupakan strategi yang digunakan pemerintah untuk mencegah adanya perlawanan dari warga.
"Dia belajar dari Kampung Pulo. Waktu itu langsung ratusan atau ribuan rumah digusur. Hasilnya, ada penolakan serempak dan terjadi bentrok. Ini sengaja dilakukan bertahap biar warga enggak melawan," kata Arul, warga RT 11 RW 10 Bukit Duri.
Baca Juga
Dalam penggusuran ini, Pemprov DKI mengerahkan sekitar 250 anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk membongkar rumah warga. Bukan hanya itu, unsur aparat lainnya seperti TNI dan Polri juga ikut dilibatkan.
"Melihat penjagaannya aja kita sudah takut duluan. Jelas kita takut, jumlahnya (personel) lebih banyak dari rumah warga yang dibongkar. Dapat surat peringatan aja kita takut, apalagi lihat petugasnya. Jadi kita pasrah aja," tutur Arul.
Penggusuran di Bukit Duri dilakukan dalam rangka normalisasi Kali Ciliwung, yang akan dilebarkan 50 meter. Itu yang menjadi alasan pemerintah menggusur rumah warga yang berada di bantaran Kali Ciliwung.
Penggusuran sudah dimulai sejak pukul 07.30 WIB pagi tadi dengan mengerahkan sedikitnya 4 alat berat. Tidak sedikit dari warga yang sedih melihat rumahnya kini sudah rata dengan tanah.**