Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Komjen Anang Iskandar menilai keberhasilan menyelesaikan suatu kasus tak lepas dari peran penyidik. Dalam hal ini sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki pihaknya.
"SDM adalah kuncinya, kita harus siapkan. Tugas kita (polisi) melayani masyarakat dan menegakan hukum. Tapi penegakan hukum yang menyejeahterakan masyarakat," kata Anang dalam wawancara khusus dengan redaksi Liputan6.com di kantornya, Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa 12 Januari 2016.
Sejak menjabat sebagai Kabareskrim pada September 2015, Anang mulai melakukan pembenahan internal khususnya di jajaran penyidik Bareskrim Polri. Anang selalu berpesan kepada seluruh jajarannya untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Sehingga dalam melakukan penegakan hukum tidak merugikan masyarakat itu sendiri.
"Saya ingin mereka (penyidik Bareskrim) melakukan tugas sebaik-baiknya. Atas dasar hukum agar harapan masyarakat bisa terpenuhi. Jangan sampai masyakat tidak sejahtera dan malah mengungkit-ungkit kita," terang dia.
Baca Juga
Menurut Anang, sebagai Kabareskrim tugas yang paling menyita perhatian adalah bagaimana mengawasi kinerja para bawahannya. Hal ini penting dilakukan guna menyelesaikan banyaknya kasus dan laporan masyarakat yang diterima.
Selain itu pengawasan terhadap seluruh jajarannya juga penting dilakukan guna mencegah adanya tindak kekerasan, sikap arogansi dan praktik '86' kasus yang dilakukan penyidik. Anang tak memungkiri hal-hal semacam itu masih dapat terjadi bilamana minim pengawasan dari atasan.
"Saya punya penyidik lebih dari 1.000. Penyidik itu harus berkreasi untuk mengungkap kasus. Itulah kenapa saya konsern terhadap masalah SDM. Jadi pekerjaan sebagai Kabareksrim, adalah pengawasan, dan itu sangat diperlukan," tegas dia.
Penyidik, sambung Anang, berperan penting sebagai tombak penegakan hukum di lapangan. Bila berhasil melaksanakan tugasnya dalam penegakan hukum, nantinya yang akan dinilai sebagai prestasi adalah penyidik itu sendiri. Namun, bila keliru dan terjadi kesalahan ketika menegakkan hukum maka dapat memperburuk citra polisi di mata masyarakat.
"Pengalamaan empiris saya, baik waktu menjadi Kapolres, Kapolwil, sumber prestasi adalah SDM. Yang menangkap tersangka dan menyelesaikan kasus bukan saya yang tangani, tapi staf-staf saya. Mereka yang punya semangat. Supaya prestasi Bareskrim lebih bagus. Tetapi kalau salah, masyarakat bisa gugat, bisa dipraperadilkan," tandas Anang.