Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta kewaspadaan masyarakat terhadap kelompok sesat Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Doktrin yang digunakan kelompok itu dianggap canggih karena mampu memengaruhi orang berpendidikan.
"Mungkin pendekatan indoktrinasi yang sangat canggih sampai ada yang terpengaruh, tak terkecuali dokter, jadi bukan hanya orang awam. Tentu ini indoktrinasi yang canggih," kata Din, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (13/1/2016).
Salah satu cara untuk menangkis paham yang dianggap sesat oleh MUI itu, lanjut Din, pengajar Islam diminta untuk meningkatkan dakwah. Jangan sampai kalah saing dengan dakwah ajaran sesat.
Baca Juga
"‎Harus menjadi introspeksi organisasi keagamaan, agar meningkatkan dakwahnya. Mengapa ada kelompok lain yang menyimpang bisa menarik perhatian, sementara dakwah kita kurang menarik perhatian," tutur dia.
Gafatar dianggap MUI sebagai aliran sesat dan menyesatkan.
Seorang dokter bernama Rica Tri Handayani bersama anaknya yang hilang sejak 30 Desember 2015 lalu ditemukan jajaran Polda DIY di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Selama menghilang, dokter asal Lampung ini diduga ikut dalam kegiatan kelompok Gafatar.‎
Advertisement