Sukses

Ketua DPR: Gafatar Bertentangan dengan Pancasila

Menurut Ketua DPR Ade Komaruddin, suatu agama harus bisa membawa kedamaian.

Liputan6.com, Jakarta - Banyaknya orang hilang yang diduga terkait organisasi Gafatar, membuat Ade Komaruddin atau Akom angkat suara. Pria yang baru saja dilantik menjadi Ketua DPR menggantikan Setya Novanto itu menyatakan Gafatar bertentangan dengan Pancasila.

Menurut dia, suatu agama harus bisa membawa kedamaian.

"Kalau sepengetahuan saya, agama harus membawa kedamaian, tidak menyukai kekerasan, dan sangat humanis," kata Akom, di DPR, Jakarta, Rabu 13 Januari 2016.

Dia mengatakan penanganan kasus Gafatar ini merupakan bagian kerja dari Komisi I, Komisi III, dan Komisi VIII DPR. Jika memang bertentangan dengan ideologi Pancasila, maka DPR harus mendesak sejumlah pihak untuk menindaklanjutinya.

"Komisi I, Komisi III, dan Komisi VIII yang menangani hal itu (Gafatar). Kalau memang bertentangan dengan Pancasila, maka kita (DPR) harus mendesak pemerintah dan pihak keamanan untuk mengurusi hal itu agar tidak terus tumbuh," ujar Akom.

Sebelumnya, dokter Rica Tri Handayani dan anaknya ditemukan Polda DIY pada Senin 11 Januari 2016 di Pangkalan Bun. Rica ditemukan bersama E dan V juga 3 orang dari Boyolali. 

Kerja Cepat

Pada kesempatan itu, dia berjanji akan bekerja cepat usai dilantik. Dia akan mengadakan pertemuan dengan para pimpinan fraksi partai yang ada di DPR. Kamis 14 Desember 2016 ini, Akom akan mengadakan rapat pimpinan (rapim) membicarakan rencana kerja parlemen hingga tahun depan.

"Besok akan rapim, dibicarakan dengan para pimpinan fraksi apa yang ingin dilakukan tahun ini hingga ke depan. Masalah dan kendalanya di mana agar saya tahu," ujar Akom.

Di antara hal yang akan dibicarakan dalam rapim adalah soal surat-surat yang masuk ke DPR dan isu yang sedang berjalan. "Dalam rapim biasanya bahas surat resmi dan beberapa isu yang sedang ada," pungkas Akom.