Liputan6.com, Jakarta - Polisi memastikan teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, dilakukan kelompok radikal ISIS yang dipimpin Bahrun Naim. Nama tersebut, menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian, bukanlah "pemain" baru sebagai penebar teror di Indonesia. Bahrun juga disebut mempunyai pengaruh yang besar di wilayah Jawa Tengah dan Sulawesi.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan dia langsung melakukan tindakan antisipasi dengan memerintahkan patroli dan penjagaan di beberapa titik yang dianggap rawan di wilayahnya.
"‎Kemarin itu, begitu kejadian, alert sistem keamanan kita langsung berbunyi. Semua langsung menyesuaikan tugas masing-masing, enggak pakai perintah. Saya langsung telepon-teleponan dengan beberapa petinggi di Jateng untuk kondisi seperti itu," kata Ganjar di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Baca Juga
Ganjar mengatakan berdasarkan laporan yang diterimanya, Bahrun Naim mempunyai pengaruh yang cukup kuat di Jawa Tengah. Bahrun juga memiliki catatan kejahatan selama tingal di Jawa Tengah. Salah satunya dalam kasus kepemilikan amunisi ilegal.
"Kita tahu memang beberapa jejak Bahrun Naim ada di Jawa Tengah. Makanya kenapa kita dari awal pelototin ini terus-menerus untuk mencegah kalau hal-hal yang seperti ini tidak boleh terjadi," ucap dia.
Guna mencegah aksi teror, Pemprov Jateng, kata Ganjar, telah berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat untuk menelusuri kelompok-kelompok yang dicurigai berkaitan jaringan teroris.
"Ada beberapa kelompok yang menjadi perhatian, ada beberapa sudah kita tandai. Karena itu Forkompimda, kami, Pangdam dan Kapolda kita intens bahas itu. Kita duduk bersama sampaikan, tapi tetap pada tokoh masyarakat untuk dorong bareng-bareng," ucap dia.
Sosok Bahrun Naim
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengatakan Bahrun Naim bukanlah "pemain" baru sebagai penebar teror di Indonesia. Ia mempunyai pengaruh yang kuat di wilayah Jawa Tengah dan Sulawesi, khususnya di wilayah Poso.
‎
"‎Naim pernah ditangkap 2011, ditahan kasus peluru kalau tidak salah di Jawa Tengah dan terkait jaringan teror di Jateng. Dia ditahan, setelah itu kalau enggak salah 3 tahun divonis penjara, 2014 dia berangkat ke Suriah dan gabung dengan ISIS di Raqqa," ujar Tito di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 14 Januari 2016.
Menurut dia, walau saat ini menetap di Suriah, Bahrun Naim mempunyai pengaruh yang cukup besar di sebagian wilayah Jawa Tengah dan pernah bergabung dengan jaringan teroris Santoso di Poso. "Di Jawa dan Sulawesi cukup berpengaruh. Ia bagian dari Jaringan Poso," ucap Tito.
Selain itu, Tito juga menjelaskan bahwa Bahrun Naim merupakan tokoh terpandang di kelompok ISIS. Sebagai pimpinan di wilayah Asia Tenggara, ia ingin mendirikan cabang ISIS di Indonesia yang dinamakan Khatibah Nusantara.
Dengan didirikannya Khatibah Nusantara, maka dapat membuat namanya semakin bersinar di kalangan ISIS, khususnya di wilayah Asia Tenggara.
"Dia ingin membentuk Khatibah Nusantara, yang meliputi Asia Tenggara. Dia ingin rancang serangan di Indonesia, sehingga dikatakan pemimpin. Untuk dapatkan kredit sebagai pemimpin di mata jaringan ISIS," kata Tito.**
Advertisement