Sukses

Kapolri: Teroris Bertopi dan Berkaus Hitam Bernama Afif

Afif tercatat sebagai residivis atas kasus dugaan terorisme pada 2010.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengungkapkan seorang terduga teroris yang tewas saat baku tembak di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, bernama Sunakim alias Afif. Saat kejadian dia memakai topi, kaus hitam dan celana jins.

"Sunakim alias Afif itu (teroris) yang (kemarin) pakai celana jins, kaus hitam, dan pakai topi," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (15/1/2016).

Menurut Badrodin, Afif tercatat sebagai residivis atas kasus dugaan terorisme pada 2010. "Kalau enggak salah, Afif ini pernah ditangkap dan dipenjara 7 tahun karena kasus terorisme," kata Badrodin.

Sang jenderal menjelaskan Afif pernah mengikuti pelatihan militer di Aceh pada 2010. "Yang Afif itu ditangkap di Aceh," ucap Badrodin.

Teror Jakarta terjadi di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, pada Kamis, 14 Januari 2016. Enam ledakan bom dan baku tembak senjata api menewaskan 1 WNI dan 1 warga Kanada. Insiden ini juga melukai 24 orang, termasuk 5 polisi dan 4 warga asing. Sebanyak 5 teroris tewas.

Bahrun Naim diduga menjadi dalang dalam aksi teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Dia juga pernah terlibat aksi teror di Jakarta, yaitu mengancam Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, yang akan ke Jakarta.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menyatakan Muhammad Bahrun Naim bukanlah teroris baru. Ia pernah ditangkap pada 2011 dan ditahan atas kasus kepemilikan peluru dan terkait jaringan teror di Jawa Tengah. Dia diganjar 2,5 tahun penjara. Pada Juni 2012, dia menghirup udara bebas.

Setelah bebas, pada 2014 Bahrun berangkat ke Suriah dan bergabung dengan ISIS di Raqqa, pusat pemerintahan ISIS. Walau saat ini menetap di Suriah, Bahrun Naim mempunyai pengaruh yang cukup besar di sebagian wilayah Jawa Tengah. Ia pernah bergabung dengan jaringan teroris Santoso di Poso.

"Di Jawa dan Sulawesi cukup berpengaruh, ia bagian dari jaringan Poso," kata Tito.**