Liputan6.com, Jakarta - Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri telah menguji laboratorium serpihan bom yang meledak maupun yang gagal diledakkan di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis 14 Januari siang.
"Didapatkan kandungan potasium nitrat, sulfur, aluminium, hingga besi," ujar Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Sabtu (16/1/2016).
Bom rakitan tersebut, kata Badrodin, dikategorikan memiliki daya ledak rendah atau low explosive. Namun untuk melukai korbannya, bom-bom itu diisi paku, baut, dan mur besi.‎
Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti yang dimiliki para terduga teroris di Jalan MH Thamrin. Setidaknya ada 6 bom yang belum sempat diledakkan oleh pelaku yang berhasil diamankan.
"Barang bukti sisa 6 bom yang belum sempat diledakkan, 1 pucuk senjata api pistol, 4 proyektil didapatkan dari korban (terduga pelaku)," ucap Badrodin.
Badrodin mengungkapkan modus yang digunakan ‎pelaku teror Jakarta adalah membuat kegaduhan dengan meletakkan bom di dalam Starbucks Coffee. Ledakan kemudian dilakukan di lokasi lain, yakni pos polisi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Advertisement
Baca Juga
Setelah itu, melakukan penembakan terhadap sejumlah aparat kepolisian dan warga negara asing (WNA) yang diduga dijadikan sebagai target aksi teror.
"Modus operandi dengan bunuh diri di Starbucks Coffee. Usai ledakan yang pertama kemudian di pos polisi. Kemudian juga penembakan dan pelemparan bom dilakukan di depan Starbucks itu," papar dia.
Namun berkat kinerja dan respons cepat aparat, para pelaku akhirnya berhasil dilumpuhkan sebelum menimbulkan jatuh korban yang lebih banyak. ‎
"Dari hasil penanganan di tempat kejadian perkara, kami bersyukur dalam waktu singkat dapat melumpuhkan dan menindak pelaku. Dan jumlah korban bisa diminimalisir," tutup Badrodin.