Liputan6.com, Surabaya - Kelompok radikal yang masuk ke Indonesia saat ini lebih mandiri di bidang pendanaan. Namun sebagian besar sumber dananya didapat dari hasil perampokan toko emas dan bank.
"Jadi, pendanaan operasi gerakan radikal di Indonesia kecil sekali kemungkinan mendapat pasokan dana dari pusat jaringan mereka di Timur Tengah," kata Ali Fauzi Manzi, mantan teroris sekaligus adik kandung Bali Bomber Amrozi dan Ali Imron kepada Liputan6.com, Minggu (17/1/2016).
Menurut Ali, hal ini karena gerakan radikal saat ini tidak sejaya gerakan radikal era Osama Bin Laden. Bahkan, kelompok-kelompok ini, terutama di Indonesia, berinisiatif mencari dana sendiri dengan merampok pegadaian, toko emas, dan bank.
Baca Juga
"Termasuk perampokan Bank CIMB di Medan itu komandannya kawan saya, si Toni Togar. Selain itu juga dengan meng-hack bank," lanjut Ali.
Ali juga menegaskan, kemandirian gerakan radikal mulai terjadi sejak mereka kehilangan Osama bin Laden. Pada era Osama, gerakan daerah khususnya ke Indonesia, pasokan dana mengalir deras dari pusat gerakan radikal.
"Namun gerakan radikal yang sekarang lebih mandiri dalam mencari dana," pungkas Ali.