Sukses

Ini Lokasi 7 Jenazah Korban Teror Jakarta

3 Orang meninggal di depan gerai Starbucks Coffee, Menara Cakrawala.

Liputan6.com, Jakarta - Kamis pagi, 14 Januari 2016, persisnya pukul 10.45 WIB, 2 lokasi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat menjadi sasaran ledakan bom dan penembakan kelompok terduga teroris.

Kelompok terduga teroris itu disebut-sebut asuhan Bahrun Naim, terduga komandan teroris yang kini menetap di Suriah.

Lokasi teror itu antara lain di Starbucks Coffee, Menara Cakrawala, dan pos polisi yang berada antara Gedung Sarinah dan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Dipastikan 7 orang tewas di tempat, baik warga sipil yang kebetulan berada dekat pusat ledakan, terduga teroris yang melakukan bom bunuh diri, maupun terduga teroris yang menembak aparat dengan timah panas.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Metro Jaya Kombes Musayafak mengatakan, berdasarkan analisa CCTV, keterangan saksi, dan fakta di lapangan, terdapat 3 orang yang tewas di sebelah pos polisi.

"Semua korban sudah teridentifikasi. Korban saat kejadian ada 3 yang meninggal di sebelah pos polisi. Nama-namanya Dian yang diduga teroris, Rico, dan Sugito warga sipil," kata Musyafak ketika dihubungi Liputan6.com, Senin (17/1/2016).

Sedangkan 3 orang meninggal di depan gerai Starbucks Coffee yaitu Amer Oauli Tahar, warga Kanada keturunan Al-jazair yang ditembak saat penyerangan, dan 2 terduga teroris.


Sementara 2 terduga teroris, Afif alias Sunakin dan Muhammad Ali, dilumpuhkan polisi karena menembak aparat dan menggendong ransel berisi 5 bom rakitan siap ledak.

"Yang di depan Starbucks itu pertama Ali. Posisinya di parkiran depan Starbuck yang mengarah ke Gedung Sarinah. Kedua, baru Afif di depan Starbucks persis. Lalu warga Kanada Tahar yang posisinya mengarah ke lobi gedung (Menara Cakrawala)," terang Musyafak.

Seorang lagi, kata dia, terduga teroris atas nama Ahmad Muhanjam Bin Saron. Dialah satu-satunya pelaku yang nekat mengakhiri hidupnya dengan meledakkan bom bunuh diri di gerai kopi asal Amerika tersebut.

Menurut Musyafak, luka yang dialami Ahmad sangat khas dengan luka pelaku bom bunuh diri, di mana bagian tubuh depannya hancur.

"Kenapa bisa dinyatakan Ahmad yang pelaku bom bunuh diri? Karena selain ada saksi yang melihat, lukanya juga khas, dengan usus terburai dan dadanya hancur. Berarti dia sangat melekat dengan bom," pungkas Musyafak.

Senada dengan Musyafak, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan mengatakan, korban tewas dari warga sipil adalah Sugito dan Rico. Mereka tewas di pos polisi, akibat ledakan bom bunuh diri yang dilakukan terduga teroris Dian Juni Kurniadi.

"Yang meninggal di pos polisi itu ada 3, pelaku teror DN, Sugito, dan Rico," kata Anton di Mabes Polri, Jakarta, Senin.

Sebelum pengeboman di pos polisi, Anton menjelaskan, muncul ledakan di kedai kopi Starbucks, Wisma Cakrawala. Di tempat itu, seorang terduga teroris Ahmad Muhazan bin Saron tewas, lantaran bom bunuh diri.

"Ada 1 tewas karena bom bunuh diri. Diketahui pelaku," kata dia.

Kemudian, korban tewas lainnya adalah 2 terduga teroris yang tewas dalam baku tembak dengan polisi. Mereka adalah Muhammad Ali dan Sunakim alias Afif. Keduanya tewas di parkiran mobil depan kedai kopi Starbucks.

"Jadi penembakan cuma ada dekat mobil. 2 Pelaku tewas di situ," terang Anton.

Sementara, korban tewas warga negara asing (WNA) asal Kanada yakni Taher Amer Quali, tewas lantaran terkena tembakan dari terduga teroris Afif. Posisinya berada di trotoar depan kedai kopi Starbucks.

"Yang tergeletak itu, orang Kanada," pungkas Anton.