Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka datang dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Putranya, Panji Hilmansyah (31 tahun) meninggal di Florida, Amerika Serikat (AS).
Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Lily Aprilya Pegiwati yang pertama kali membenarkan kabar tersebut. "Iya (meninggal). Saya juga baru dapat infonya tadi pagi jam 4," ujar Lily, Senin 18 Januari 2016.
Lily menjelaskan, Panji meninggal di Naples, Florida, Amerika Serikat. Sedangkan saat ini Menteri Susi tengah di Jakarta menunggu proses pemulangan anaknya tersebut.
Rumah dinas Menteri Susi di Jalan Widya Chandra V Nomor 26 pun menjadi rumah duka.
"Saat ini masih dalam proses pemulangan ke rumah duka di Kompleks Widya Chandra. Kita belum tahu kapan sampai di sini, nanti kita ikuti perkembangan. Saat ini Bu Susi menunggu di rumah duka," kata Lily.
Asisten Menteri Susi Pudjiastuti, Fika Fawzia mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima informasi secara pasti mengenai penyebab kematian putra pertama Menteri Susi tersebut.
Advertisement
Namun diduga kematian Panji berkaitan dengan jantung. "Untuk waktu dan penyebab kematian, kami belum dapat informasi pasti. Tetapi diduga jantung," ujar Fika, Senin 18 Januari 2016.
Fika menyatakan, Menteri Susi mengetahui kabar duka tersebut pada pukul 02.00 WIB dinihari. "Kami mendapat kabar sekitar jam 2 pagi tadi," ujar Fika.
Dia menyatakan sejak awal tahun ini anak pertama Menteri Susi tersebut mengeluhkan sesak nafas dan sakit pada bagian jantungnya. "Di awal tahun ini beliau memang komplain sesak napas dan sakit jantung," kata dia.
Fika menjelaskan berdasarkan informasi sementara yang diterimanya, putra pertama dari Menteri Susi tersebut meninggal saat tengah tidur. "Kami dapat informasi beliau meninggal dalam tidur," kata dia.
Panji Hilmansyah meninggal dunia dalam usia 31 tahun. Dia memiliki 2 adik yakni Nadine Kaiser dan Alvy Xavier. Panji merupakan anak pertama Menteri Susi hasil pernikahannya dengan (mantan suami) Yoyok Yudi Suharyo.
Pilot di AS
Panji Hilmansyah adalah lulusan sekolah penerbangan di Amerika Serikat. Setelah lulus dari sekolah penerbangan, almarhum merintis profesi sebagai penerbang di AS.
"Almarhum pilot di sana," kata staf Humas Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Shamsi, Senin 18 Januari 2016.
Asisten Susi, Fika Fawzia mengatakan Panji kembali mengambil sekolah penerbangan di Negeri Paman Sam. "Beliau di sana karena sekolah instruktur pilot," ujar Fika.
Selain menyukai dunia penerbangan, Panji juga menggilai tato.
Dia juga sangat suka mengendarai kendaraan roda dua, terutama motor gede (moge) seperti Harley Davidson.
Panji merupakan lelaki serba bisa. Selain pilot, dia seorang teknisi pesawat.
Diprediksi Tiba Kamis
Panji Hilmansyah meninggal dunia di Florida, Amerika Serikat. Namun jenazah belum bisa diterbangkan ke Tanah Air, sebab di sana masih hari Minggu 17 Januari 2016 dan baru akan diterbangkan pada Senin waktu setempat.
Gubernur Banten Rano Karno mengatakan, jenazah Hilman diperkirakan tiba di Tanah Air pada Kamis 20 Januari 2016. Sebab, perjalanan dari Florida ke Indonesia diperkirakan membutuhkan waktu selama 1 hari. Sementara, perbedaan waktu Indonesia dengan Amerika juga sekitar 1 hari.
"Informasinya mudah-mudahan Kamis nanti tiba di Tanah Air," ujar Rano usai melayat di rumah dinas Menteri Susi di Jalan Widya Chandra V, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin 18 Januari 2016.
Mantan Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Indonesia (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto menyatakan, di Amerika hari Minggu tidak ada kegiatan.
Menurut Kuntoro, proses pemulangan jenazah baru akan dilakukan pada Senin waktu setempat. Selain itu membutuhkan waktu perjalanan sekitar 24 jam.
"Jadi paling cepat besok berangkat ke Jakarta. Dan makan waktu 24 jam saya kira. Setelah itu akan tiba di Jakarta," kata Kuntoro.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Houston tengah menangani pemulangan jenazah Panji Hilmansyah ke Tanah Air.
"KJRI sudah berkomunikasi dengan otoritas setempat di Naples untuk memastikan penanganannya dan agar proses pemulangan dapat dilakukan secepat mungkin," ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin 18 Januari 2016.
Saat ini, ucap Iqbal, staf KJRI Houston sudah menuju lokasi untuk membantu penanganan. "Konjen RI akan segera menyusul ke lokasi," kata dia.
"Kemlu dan perwakilan akan memberikan bantuan yang sekiranya dibutuhkan dalam penanganannya hingga tiba di Tanah Air," kata Iqbal.
Setibanya di Jakarta, jenazah Panji akan dibawa ke rumah dinas Menteri Susi di Jalan Widya Chandra V Nomor 26 yang menjadi rumah duka.
"Pemakaman akan dilakukan di Jalan Merdeka 312 Pananjung Pangandaran setibanya jenazah di Indonesia," ujar Asisten Susi, Fika Fawzia
Ucapan Duka Mengalir
Sejumlah tokoh mendatangi rumah dinas Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Jalan Widya Chandra V Nomor 26, Jakarta. Mereka datang untuk mengucapkan rasa belasungkawa atas meninggalnya putra pertama Susi, Panji Hilmansyah.
Salah satu yang sudah hadir di kediaman Susi, yaitu mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault‎.
Usai melayat dan bertemu dengan Menteri Susi, Adhyaksa menyatakan, kondisi mantan bos Susi Air itu sangat terpukul akan kepergiaan Panji. Namun Susi tetap berusaha tegar.
"Beliau terpukul, tapi katanya semua akan kembali kepada Allah SWT, beliau bisa menerima dengan ikhlas, beliau memang dalam keadaan terharu," ujar Adhyaksa di Jakarta, Senin 18 Januari 2016.
"Beliau (Susi) bilang 'Saya sekarang berjuang untuk bangsa dan negara, tetapi anak saya diambil seperti ini, bagaimana?' Saya bilang ini takdir Allah Bu, semua orang akan kembali kepada Allah. Sekarang (Susi) lebih tenang dan menerima," imbuh dia.
Menurut Adhyaksa, Susi sendiri belum lama ini sempat bertemu dengan almarhum putra pertamanya.
‎
"Tanggal 6 Januari kalau tidak salah masih bersama-sama, liburan. Tapi sekarang diambil, itulah takdir," tutur dia.
Di mata Adhyaksa, Menteri Susi merupakan orang yang berani dan tegas. Namun sekuat-kuatnya seorang wanita, sambung dia, tetap akan berduka jika kehilangan seorang anak.
‎"Susi tokoh perikanan yang dahsyat, kami tidak ada apa-apanya dibandingkan Bu Susi. Beliau bukan doktor tetapi luar biasa perjuangannya. Tetapi pada akhirnya seseorang kalau kehilangan anak apalagi seorang perempuan juga akan runtuh," tandas Adhyaksa.
Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir usai melayat ke rumah duka menyatakan, Susi sangat terpukul dengan kepergian anak pertamanya tersebut.
"Di dalam (rumah dinas) ya berduka sekali," ujar Sofyan di Jakarta, Senin 18 Januari 2016.
Sofyan mengaku terkejut dengan meninggalnya Panji. Sepengetahuan dia, pria berusia 31 tahun tersebut baru saja liburan bersama dengan ibundanya, Susi.
"Saya kanget sekali, karena memang baru ketemu beberapa waktu lalu. 10 hari lalu masih bertemu, masih sehat, tiba-tiba begini, betul merasa kehilangan," kata dia.
Sofyan mengaku mengenal baik almarhum. Menurut dia, Panji merupakan sosok yang ramah, sama seperti sang ibu.
"Baik sekali, ramah seperti Bu Susi. 2-3 kali pernah bertemu. Pernah makan sama-sama. Dan dia memang tinggal di sana (Amerika Serikat)," kata Sofyan.
Firasat sudah mulai dirasakan Menteri Susi semenjak ia merayakan ulang tahun ke-50 pada Jumat 15 Januari 2016. ‎Sebab, putra sulungnya yang berada di Negeri Paman Sam itu tak kunjung mengucapkan selamat ulang tahun kepada ibunda tercinta.
Hal itu disampaikan Menteri Susi kepada ‎mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutarjo saat melayat di rumah duka di Jalan Widya Chandra V, No 26, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Kalau saya dengar, ibu cukup kaget pada ulang tahunnya beliau belum mendapat (ucapan) selamat dari anaknya. Sehingga membuat curiga dan gundah. Hingga akhirnya dicari tahu," ujar Cicip di Kompleks Rumah Dinas Menteri, Jalan Widya Chandra V, Jakarta‎, Senin 18 Januari 2016.
Hal serupa juga disampaikan Din Syamsuddin. Mantan Ketua PP Muhammadiyah itu, melihat kesedihan mendalam masih dirasakan pemilik maskapai Susi Air itu. Apalagi kepergian sang anak sangat mendadak.
"Bagi seorang ibu yang mempunyai anak berusia 31 tahun dan tidak merasa sakit. Tentu sangat terkejut sekali. Bahkan beliau baru bertemu dengan putranya di Amerika beberapa waktu lalu," tutur Din.
Din mengatakan, Susi sudah terlihat lebih tegar dan ikhlas dengan kondisi ini.
"Saya yakin ini takdir Allah, saya coba ajak berdoa dan Alhamdulillah beliau bisa lebih tegar lagi hadapi musibah. Tentu kita doakan almarhum diterima di sisi-Nya, terlebih cara dipanggilnya di usia muda dan dalam keadaan tidur," kata Din.