Liputan6.com, Bekasi - Kepolisian Sektor Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tengah mencari Nadil Muhammad Dzakir (20) yang hilang sejak sepekan lalu. Hingga kini polisi mengaku masih kesulitan mendeteksi keberadaan Nadil.
"Sampai saat ini kami masih berupaya mencari keberadaan Nadil meski tidak ada alat yang bisa kita gunakan untuk mendeteksi keberadaannya saat ini," kata Kanit Reskrim Polsek Tambun AKP Eko Rudianto di Cikarang, Bekasi seperti dikutip Antara, Senin (18/1/2016).
Menurut dia, anak kedua pasangan Yasin (50) dan Nurbaiti (54) itu dilaporkan hilang ke Mapolsek Tambun dengan nomor B/05/STPL-2/I/2016/Sek.Tambun pada Selasa 12 Januari lalu.
Advertisement
Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) jurusan ilmu fisika itu diketahui pergi dari rumahnya di Perumahan Bekasi Timur Permai, Blok D17 Batara Kamajaya Nomor 4 RT 04/12, Setia Mekar, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, sejak Minggu 10 Januari lalu.
"Orang hilang tersebut pergi tanpa membawa banyak barang, hanya kartu ATMÂ dan pakaian yang dikenakannya," kata Eko.
Baca Juga
Menurut dia, tidak ada sinyal ponsel yang dapat dilacak pihaknya karena Nadil tidak membawa barang tersebut. "Kalaupun ada alat komunikasi seperti handphone dan nomornya masih aktif kemungkinan pasti kita cepat menemukannya," jelas Eko.
Pihaknya sejauh ini hanya menyebar foto dan ciri Nadil dengan harapan ada masyarakat yang mengenalinya dan melapor ke polisi.
Nadil Dikenal Pendiam
Sementara ibunda Nadil, Nurbaiti mengaku tidak mengetahui apa yang melatarbelakangi kepergian putranya itu. "Saya tidak tahu apa yang menjadi masalah dia sampai harus meninggalkan rumah. Anak saya orangnya sangat pendiam," ujar dia.
Nadil sendiri sebelum pergi sempat berpamitan kepadanya untuk pergi melaksanakan salat ashar. Menurut Nurbaiti, putranya itu memang dikenal rajin beribadah dan tidak banyak menghabiskan waktunya untuk bermain.
"Dia lebih banyak di rumah dan berdiam diri di kamar, membaca. Keluar itu cuma kalau kuliah saja," kata dia.
Sejauh ini Nurbaiti tetap optimistis putranya tidak terjerat dalam paham radikalisme yang tengah marak saat ini. "Kalau pengajian hanya bersama bapaknya, tidak ada yang aneh-aneh," pungkas dia.