Sukses

3 Wilayah Bekasi Dinilai Rawan Aliran Sesat

Wilayah Kabupaten Bekasi dinilai rawan menjadi tempat penyebaran paham sesat lantaran banyak pendatang yang bekerja di kawasan industri.

Liputan6.com, Jakarta - Ada 3 kecamatan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang berpotensi menjadi tempat penyebaran paham radikal dan aliran sesat. Lokasi-lokasi itu telah dipetakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi.

"Kami mendeteksi ada 3 kecamatan yang sempat menjadi tempat penyebaran paham radikalisme," kata Kepala Kementerian Agama Kabupaten Bekasi, Shobirin, di Cikarang, Jawa Barat, seperti dilansir dari Antara, Selasa (19/1/2016).

Ketiga kecamatan itu adalah Kecamatan Cibitung, Kecamatan Tarumajaya, dan Kecamatan Kedungwaringin.

Upaya pemetaan kawasan itu berdasarkan laporan yang dihimpun dari Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat setempat.

Shobirin mengatakan Kecamatan Cibitung berpotensi menjadi lokasi penyebaran ajaran sesat. Sebab, di daerah tersebut pernah beredar aliran Annubuah yang pengikutnya mempercayai kehadiran nabi setelah Nabi Muhammad SAW.

"Aliran itu mirip sekali dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) karena mengaku sebagai pengikut Imam Mahdi," tutur dia.

2 dari 2 halaman

Banyak Pendatang

Sementara di Kecamatan Tarumajaya, kata dia, dilaporkan ada seorang pemuda yang sempat mengaku sebagai nabi. Pemuda itu bahkan memberikan ajaran sesat kepada pengikutnya.

"Namun saat ini orang tersebut sudah disadarkan dan dalam proses pembinaan," ujar Shobirin.

Kondisi serupa juga pernah terjadi di Kecamatan Kedungwaringin yang wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Karawang. "Dengan adanya aliran sesat itu, Kabupaten Bekasi saat ini masuk dalam kriteria berpotensi," ucap dia.

Dia mengaku jajarannya terus menjalin koordinasi dengan pihak terkait untuk mengantisipasi paham sesat tersebut, termasuk dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.

"Kita juga terus melakukan penyuluhan dan masuk ke majelis taklim dan lembaga keagamaan untuk sosialisasi bahaya paham radikalisme," tutur dia.

Wilayah Kabupaten Bekasi, kata Shobirin, berpotensi menjadi penyebaran paham sesat mengingat banyak pendatang yang mengadu nasib untuk mencari pekerjaan di kawasan industri.

"Partisipasi masyarakat dalam pencegahan aliran sesat ini begitu penting, sehingga di masa depan perlu ditingkatkan lagi," Shobirin menegaskan.**