Liputan6.com, Jakarta - Kompleks Berlan di Matraman Jakarta Timur sejatinya merupakan permukiman keluarga militer. Namun, peredaran narkoba yang sulit diberantas di sekitar wilayah ini membuat citra negatif menempel sebagai kampung narkoba.
Kompleks Berlan awalnya dikenal sebagai perumahan asrama tentara. Menurut catatan tabir kejahatan Buser Liputan 6, ada 220 keluarga dari berbagai kesatuan TNI tinggal di tempat itu.
Baca Juga
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (19/1/2016), entah sejak kapan, setiap mendengar nama kampung Berlan yang berada di Kelurahan Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, identik dengan stigma sebagai kampung narkoba.
Advertisement
Baca Juga
Namun yang jelas, di setiap penggerebekan narkoba di daerah ini hampir selalu disertai perlawanan sengit dari para pengguna hingga sang bandar.
23 September 2002, Ahmad Roba putra seorang purnawirawan TNI tertangkap menyembunyikan 9 paket putaw di pohon asam. Ahmad digiring di tengah kerumunan warga.
15 September 2005, bahkan mobil Liputan6 dipukuli kaki tangan bandar narkoba bernama Adi yang menjadi pengedar dibantu istrinya bernama Ela.
4 September 2007, 9 orang terjaring razia narkoba, satu di antaranya bahkan positif HIV akibat jarum suntik putaw.
Maraknya peredaran narkoba ditempat ini ditengarai sebagai pemicu sejumlah tawuran antar kelompok preman di kawasan ini. Mulai dari bentrok karena masalah sepele di bawah pengaruh narkoba hingga perebutan kekuasaan kerajaan narkoba.
Lama tak terdengar, perlawanan lebih brutal dari para penjahat narkoba muncul lagi yang menimpa 2 polisi. Perlawanannya sudah membabi buta. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memasuki status darurat narkoba.