Sukses

5 Fakta tentang Jessica Teman Ngopi Mirna

Menurut Yudi, Jessica memang tak pernah berpacaran dengan pemuda Indonesia karena lebih menyukai pria warga negara asing.

Liputan6.com, Jakarta - Jessica Kumala Wongso (27) atau Sisca menjadi sosok paling disorot seiring meninggalnya Wayan Mirna Salihin usai minum kopi di Olivier Cafe, West Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat, 6 Januari 2016.

Bersama Hanny, Jessica adalah teman ngopi Mirna. Mereka bertiga sempat kongko di kafe yang letaknya tepat di jantung Jakarta itu, sebelum peristiwa maut merenggut nyawa Mirna.

Siapa Jessica? Tidak banyak yang bisa diketahui. Namun, ada beberapa fakta yang diketahui tentang sosok Jessica terkait kasus kematian Mirna ini.

Berikut sejumlah fakta tentang Jessica yang dirangkum Liputan6.com:

2 dari 6 halaman

1. Datang Lebih Awal

Jessica adalah teman ngopi Mirna yang memesankan dan datang lebih awal. Jessica diketahui mengajak Mirna kongko minum kopi di Kafe Olivier, West Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

Jessica yang memesan tempat beserta minuman datang 40 menit lebih awal. Setelah itu Mirna dan Hanny menyusul sekitar pukul 17.25 WIB. Saat duduk dan menyeruput es kopi Vietnam, tubuh Mirna seketika kejang dan mulutnya berbusa.

"Jessica yang ajak Mirna minum kopi," kata salah seorang perwira di lingkungan Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa 12 Januari 2016.

Fakta tersebut berdasarkan petunjuk yang disita kepolisian, yaitu telepon genggam. Namun, apa isi percakapan tersebut penyidik enggan membeberkannya.
Foto: istimewa
Jessica merupakan saksi dari kejadian tewasnya Mirna. Diketahui, Jessica adalah yang datang lebih awal dan memesan minuman. Kedatangan Jessica terekam di dalam CCTV yang ada di kafe tersebut.

Guna mencari petunjuk dan melengkapi penyelidikan, polisi menggeledah rumah Jessica.

"Rumah salah satu saksi sudah kami geledah dengan surat perintah untuk mencari petunjuk-petunjuk. Kenapa hanya satu saksi? Karena yang bersangkutan yang ada di TKP pertama kali, menunggu korban, memesan kopi, dan membayar kopi," jelas Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa 12 Januari 2016.

Meski tak ingin membeberkan secara rinci, Krishna mengaku anggotanya menemukan dan menyita beberapa barang yang diduga memiliki korelasi dengan meninggalnya Mirna di kediaman Jessica.

3 dari 6 halaman

2. Irit Bicara

Jessica atau Sisca irit bicara sepanjang proses prarekonstruksi detik-detik meninggalnya Wayan Mirna Salihin.

Saat prarekonstruksi yang berlangsung di Olivier Cafe, duduk di samping kanan seorang pelayan kafe yang menjadi pemeran pengganti Mirna, Jessica hanya sesekali mengeluarkan kata-kata. Itu pun hanya saat ditanyai polisi.

"Saat itu (Mirna kejang-kejang), kamu bagaimana?" tanya penyidik kepada Jessica yang mengenakan baju putih gading itu, Senin 11 Januari 2016.

Jessica lalu memperagakan saat berdiri, seraya seorang pelayan menghampiri mereka, karena melihat Mirna kejang-kejang. "Saya berdiri gini, terus waiter dateng," ucap Jessica.

Anggota Reskrim Polda Metro Jaya berbincang dengan seorang wanita saat pra-rekonstruksi di Cafe Olivier, Mal Grand Indonesia, Jakarta, Senin (11/1). Wayan Mirna Salihin meninggal setelah minum kopi di kafe tersebut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Namun penyidik tampak kurang paham dengan penjelasan dia. Polisi akhirnya lebih banyak berinteraksi dengan rekan Mirna yang lainnya, Hanny. Khususnya terkait kronologi peristiwa 'kopi maut' itu.

Perempuan berambut hitam dan mengenakan blus merah muda itu terlihat lebih interaktif, gamblang, dan detail memperagakan adegan demi adegan di depan puluhan penyidik.

4 dari 6 halaman

3. Alami Depresi

Jessica, teman ngopi Wayan Mirna Salihin diduga stres dan depresi melihat pemberitaan tentang dirinya di media massa. Pemberitaan yang beredar seolah-olah menyudutkannya sebagai pembunuh Mirna.

Hal ini diungkapkan pengacara Jessica, Yudi Wibowo. Yudi mengatakan, saking depresinya, Jessica sampai mengurung diri dan enggan menonton berita di televisi.

"Dia itu depresi karena pemberitaan di media seolah-olah dia (pembunuh Mirna). Dia stres, nggak berani keluar kamar. Nggak berani lihat TV," kata Yudi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (19/1/2016).

"Dia mikir 'kok pulang ke Indonesia malah gini?' Dia baru pulang (dari Australia) 5 Desember kemarin," imbuh Yudi.
Jessica Kumala Wongso. (Audrey Santoso/Liputan6.com) Masih kata Yudi, Jessica saat itu mengajak Mirna dan temannya yang lain, Hanny, ngopi dan membayar duluan lantaran hendak menraktir temannya itu. Itu karena Mirna sudah sering menraktir dirinya.

Jika tidak dibayar lebih dulu pun, kata dia, biasanya mereka akan rebutan membayar. Sementara Olivier Cafe dipilih Jessica lantaran ia tak tahu tempat ngopi yang enak di Jakarta. Sedangkan Mirna hanya merekomendasikan lokasi ngopi di Grand Indonesia.

"Jessica sering diajak Mirna, ditraktir. Dua-duanya lama di luar negeri. Jessica kerja juga part timer. Setelah lulus kerja di Sidney‬. Mirna pulang lebih dulu (ke Indonesia)," ujar Yudi.

Dia menambahkan, "Jessica ingin traktir mereka. Jessica nggak tahu ada kafe di situ. Mirna ngomong di kafe GI‬ (Grand Indonesia) saja."

5 dari 6 halaman

4. Bukan Lesbian

Penasehat Hukum Jessica Kumala Wongso, Yudi Wibowo membantah rumor yang menyebutkan kliennya seorang lesbian.

Sebelumnya tersebar pesan singkat yang menuding motif Jessica membunuh Mirna lantaran sakit hati mengetahui Mirna sudah dipinang Arief Sumarko, sang suami.

"Jessica bukan lesbian. Ngaco itu kabarnya. Dia punya cowok kok, bule di Australia namanya Patrick," kata Yudi ketika menunggu klien yang juga sepupunya itu diperiksa penyidik di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Jessica Kumala Wongso. (Audrey Santoso/Liputan6.com) Menurut Yudi, Jessica memang tak pernah berpacaran dengan pemuda Indonesia karena lebih menyukai pria warga negara asing (WNA). Hubungan Jessica dengan Mirna pun tak karib, hanya sekedar teman main.

"Mereka nggak dekat. Bukan sahabatan. Cuma cukup kenal. Jessica pacarnya bule-bule, keren-keren," ujar Yudi.

6 dari 6 halaman

5. Barang Disita Polisi

Polisi menggeledah rumah Jessica Senin 11 Januari malam. Penasihat hukum Jessica, Yudi Wibowo mengatakan, polisi mengambil sejumlah barang pribadi kliennya. Antara lain pakaian, botol kosong, ponsel, kartu kredit, rekening bank dan obat-obatan --karena Jessica menderita sakit di tengkuk lehernya.

"Yang diambil ada baju, botol kosong, obat-obatan sakit leher. HP juga disita, kartu kredit, rekening bank," tutur Yudi saat menunggu kliennya diperiksa penyidik di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Suasana saat Reskrim Polda Metro Jaya melakukan pra-rekonstruksi di Cafe Olivier, Mal Grand Indonesia, Jakarta, Senin (11/1). Pra-rekonstruksi dilakukan dengan memeriksa ulang saksi-saksi kasus kematian Wayan Mirna Salihin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Yudi menjelaskan, proses penggeledahan rumah klien yang juga sepupunya itu, tidak melalui prosedur yang semestinya. Karena polisi tidak menunjukkan surat perintah penggeledahan.

Namun, kata dia, karena kliennya bersikap kooperatif dalam kasus ini, maka ia mempersilakan polisi menyisir tiap sudut ruangan di rumahnya.

"Jadi mereka itu menggeledah tanpa surat perintah menggeledah. Tapi kami kan mau kooperatif. Jadi kami persilakan saja," ungkap Yudi.

Jessica menjadi saksi kematian Mirna, karena ia berada di lokasi kejadian saat Mirna meminum es kopi Vietnam, yang diduga mengandung racun sianida.