Sukses

Kapolri: Ancaman Teror Ada Setiap Hari

Beberapa waktu lalu beredar surat ancaman aksi teror di Bali pascaserangan di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat.

Liputan6.com, Jakarta - Menyusul teror Jakarta, datang sebuah ancaman melalui surat akan adanya serangan lanjutan di Bali. Menanggapi hal ini, Kepala Kepolisian Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan, ancaman terjadi setiap hari.

"Kalau ancaman tiap hari ada," ujar Badrodin di di RS Abdi Waluyo, Jakarta, Selasa 19 Januari 2016.
Menurut Badrodin, ancaman teror itu harus ditanggapi serius oleh kepolisian.

"Ancaman terorisme bukan hanya isapan jempol, ini sudah ancaman yang nyata," ujar dia.

Badrodin menilai, penyebaran teror melalui media sosial adalah hal yang lumrah. "Itu sama dengan yang lain-lain, yang lain-lain itu menggunakan SMS, menggunakan media sosial dan di Bali itu menggunakan tulisan," kata Badrodin.

Kini Kepolisian terus mengusut beredarnya surat ancaman pemboman itu, apakah terkait kasus terorisme atau orang yang sengaja ingin membuat gaduh.

"Di Kalimantan menggunakan media sosial, setelah kita temukan di Kalimantan Selatan, eh, hanya iseng semata," ujar Badrodin.


Kepolisian juga bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menutup situs radikal yang terus bermunculan.

"Website mereka ditutup, muncul lagi yang lainnya, yang demikian ini perlu kerja sama dengan Menkominfo untuk memblokir situs-situs itu," kata Badrodin.

Saat ini, kepolisian sudah memeriksa beberapa saksi terkait surat ancaman yang diterima di Kantor Kecamatan Buleleng itu. Dari hasil pemeriksaan, polisi mencatat ciri-ciri pengirim surat ancaman tersebut.

"Saksi sudah diperiksa. Menurut saksi, ciri-ciri pengirim pakai jaket hitam, pakai helm motor, pelat nomor belum diketahui karena saksi tidak diperhatikan. Kan dianggap mengantar surat biasa," kata Kadiv Humas Polri Irjen Anton Charliyan.

Anton menjelaskan, surat yang diserahkan kepada petugas kecamatan itu sangat mengagetkan. Para petugas semula mengira pelaku hanya mengantar surat biasa.

"Setelah dibuka, isinya ancaman. Isinya 'kami jaringan yang beraksi di Thamrin sudah di Bali. Aksi di Bali akan menyerang tempat keramaian'," imbuh Anton.