Liputan6.com, Indramayu - Ibunda Ahmad Muhazan alias Azan terduga teroris Jakarta, Maemunah, tak kuasa menahan air mata. Hatinya hancur menghadapi kenyataan, anaknya terlibat teror di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis 14 Januari 2016.
Dia meluapkan kesedihan dan penyesalannya saat polisi akan mengambil sampel DNA di rumahnya di Blok Desa, Desa Kedungwungu, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu.
"Ada penyesalan. Tapi mau bagaimana lagi. Ibu Maemunah hanya bisa pasrah menerima kenyataan anaknya sebagai pelaku aksi terorisme," tutur salah seorang kerabat Azan, Miftah Hariri, di lokasi, Indramayu, Selasa 19 Januari 2016.
Miftah hanya bisa menenangkan Maemunah. Setelah tenang, tim Dokkes Mabes Polri mengambil sampel DNA-nya.
Tidak banyak yang diungkapkan Maemunah pada proses tes DNA. Dia pasrah dan lebih banyak terdiam.
Baca Juga
Ketua tim Dokter Kesehatan Polri, Kombes Putut T Widodo mengatakan polisi hanya ingin ada kepastian DNA salah satu pelaku teror Jakarta adalah Ahmad Muhazan alias Azan yang merupakan putra dari Maemunah (52). Oleh karena itu, tim dokkes melakukan tes DNA terhadap Maemunah.
Jika nanti sudah diperoleh kepastian, Mabes Polri akan menyerahkan jenazah Azan kepada keluarga untuk pemakaman.
"Kita harus ada jaminan kepastian meskipun sudah tahu dari alamat yang ada. Hanya saja, dengan pencocokan DNA, semuanya bertambah jelas. Selain itu, kita juga butuh untuk database penyelidikan kepolisian," tutur Putut.
Menurut dia, proses pemeriksaan berlangsung selama satu jam. Tim dokkes datang dengan kawalan sejumlah petugas Brimob.
Tim dokkes langsung membawa ibunda Azan ke sebuah tempat untuk diambil sejumlah sampel DNA.
"Ibu Maemunah diambil salah satunya sampel ludah yang setelah dimasukan ke tempat khusus lalu dibawa kembali ke Jakarta untuk diperiksa dan dicocokan DNA-nya dengan Azan," Putut menjelaskan.