Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengakui jajarannya di tingkatan pemerintahan kabupaten lalai, dan kurang mengawasi masuknya ratusan anggota Gafatar di wilayahnya.
Akibat kelalaian tersebut, sejumlah warga melakukan protes. Mereka mengusir anggota Gafatar di Desa Moton, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
‎
"Mereka tidak diserang, mereka masuk ke Kalbar. Jadi masyarakat sebenarnya sudah peringatkan, tapi kontrol Pemda dari bawah juga lalai. Setelah begini, baru semua teriak," ujar dia di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (20/1/2016).
‎Cornelis menjelaskan, jajaran di tingkatan provinsi sudah memberi peringatan dan mewanti-wanti agar mendata seluruh warga yang masuk ke wilayahnya. Namun, perintah itu tidak diindahkan pemerintah di tingkatan kabupaten.
"‎Kita sudah ingatkan ke pemda supaya orang datang dan pergi diketahui. Kalau ada orang hilang di Jakarta kita bisa tahu. Ini termasuk lalai mengecek hal seperti itu," ujar dia.
Untuk menghindari aksi lanjutan yang dilakukan warga, Cornelis mengatakan, pihaknya telah mengevakuasi ratusan anggota Gafatar ke daerah lain.
‎
"Kita sudah lakukan evakuasi, semua sudah terkonsentrasi di Pontianak supaya mereka jangan diserang. Kita selamatkan nyawa mereka juga, jangan sampai ada korban jiwa," pungkas dia.
‎
Baca Juga
749 Orang Terusir
Desas-desus penyerangan warga diduga sudah beredar sejak sehari sebelumnya. Massa mulai menyerang permukiman sejak pukul 15.20 Wita.
Massa makin beringas, penyerangan dan pembakaran berlangsung hingga petang. Penghuni yang juga terdiri dari nenek-nenek dan anak-anak hanya bisa berlarian sambil menangis.
Akhirnya aparat gabungan mengevakuasi warga kompleks itu dan mengamankan ke Mapolda Kalimantan Barat. Sebelumnya Bupati Mempawan Ria Norsan tak kuasa menenangkan massa.
Pemkab Mempawah mencatat, pengikut Gafatar berjumlah sekitar 749 orang. Dari informasi yang dihimpun, mereka datang sejak 6 bulan lalu.
Kegiatan yang tampak adalah bercocok tanam. ‎Seorang warga mengaku datang dari Banyuwangi, Jawa Timur. Ada juga mahasiswa Teknik Elektronika dari Surabaya.