Liputan6.com, Jambi: Perdagangan harimau sepertinya tak akan berakhir hingga satwa-satwa itu habis tak tersisa. Investigasi Profauna di 21 kota di Sumatra dan Jawa, baru-baru ini, menemukan praktik tersebut. Tidak hanya kulit, kuku, tulang, kumis, hingga taring si raja rimba pun cukup mudah diperoleh. Ketua Profauna Rosek Nursaid, meminta perhatian pemerintah terkait perdagangan satwa ini.
Sementara itu data lembaga pelestarian satwa liar WWF menyebut setiap tahun setidaknya ada lima hingga tujuh harimau yang tewas di tangan pemburu. Padahal, populasi harimau Sumatra diyakini sekarang ini kurang dari 400 ekor.
Kasus terbaru pembunuhan harimau dan pencurian harimau Sumatra terjadi di Kebun Binatang Taman Rimbo, Jambi. Polisi meyakini pelakunya adalah orang yang ahli. Karena itu, sejumlah mantan perawat harimau Sumatra di kebun binatang tersebut diperiksa di Kepolisian Kota Besar Jambi [baca: Pembunuhan Harimau Sumatra, Polisi Curigai Orang Dalam].(BOG/VIN)
Sementara itu data lembaga pelestarian satwa liar WWF menyebut setiap tahun setidaknya ada lima hingga tujuh harimau yang tewas di tangan pemburu. Padahal, populasi harimau Sumatra diyakini sekarang ini kurang dari 400 ekor.
Kasus terbaru pembunuhan harimau dan pencurian harimau Sumatra terjadi di Kebun Binatang Taman Rimbo, Jambi. Polisi meyakini pelakunya adalah orang yang ahli. Karena itu, sejumlah mantan perawat harimau Sumatra di kebun binatang tersebut diperiksa di Kepolisian Kota Besar Jambi [baca: Pembunuhan Harimau Sumatra, Polisi Curigai Orang Dalam].(BOG/VIN)