Liputan6.com, Jakarta - Keluarga Sugito, korban tewas ledakan bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, awalnya sempat menyesalkan pernyataan kepolisian, yang menyebut Sugito sebagai terduga bom bunuh diri.
Namun, sangkaan tersebut kemudian diklarifikasi Polri, Sugito ternyata korban tewas dari warga sipil, bukan sebagai teroris Jakarta.
"Timbul opini mengarah ke sisi negatif ke keluarga beliau. Tapi, karena kecepatan dan kecermatan pihak kepolisian, opini tersebut terbantahkan," kata Lutfi, keluarga Sugito saat pertemuan dengan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti di Aula Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/1/2016).
"Seperti yang dibilang Kapolri, masyarakat ini hanya korban, bukan target," sambung dia.
Lutfi memastikan, Sugito sama sekali tidak terlibat gerakan radikal apa pun. Pada saat kejadian, dia hanya kebetulan berada di lokasi dan menjadi korban teror.
Baca Juga
"Beliau (Sugito) adalah kepala keluarga yang semasa hidupnya hanya mencari nafkah untuk keluarga. Kebetulan berada di waktu dan tempat yang tidak tepat, kami dari keluarga korban sangat berduka kehilangan beliau," tegas dia.
Lutfi berserta keluarganya juga menyampaikan terima kasih, kepada media massa yang telah mengklarifikasi kabar negatif tersebut.
"Klarifikasi yang dapat merubah opini masyarakat terhadap keluarga kami," pungkas Lutfi.
Sugito sempat ditetapkan sebagai bagian dari kelompok terduga teroris Jakarta, karena keterangan saksi mata yang melihat Sugito jalan bersama dengan terduga teroris yang tewas.
Nama Sugito juga mirip dengan nama terduga teroris yang sedang diburu polisi berinisial D, yang mengebom pos polisi di Jalan MH Thamrin. Namun, setelah didalami, Sugito terbukti hanya warga sipil biasa, dan tak memiliki keterlibatan dengan teroris Jakarta.