Sukses

Masjid Jami Kebon Jeruk, Masjid Para Musyafir

Masjid Jami Kebon Jeruk masih tampak kokoh dan unik meski telah berusia 280 tahun. Pada awalnya, masjid yang dibangun Chan Chen Hu itu difokuskan sebagai pusat syiar Islam para musyafir Cina.

Liputan6.com, Jakarta: Meski telah berusia lebih dari 280 tahun, Masjid Jami Kebon Jeruk yang terletak di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, masih terlihat kokoh dan unik. Bahkan, masjid yang dibangun 1718 itu masih tampak menarik dengan pernik kusen-kusen dan tiang penyangga berornamen khas Cina. Demikian hasil pantauan SCTV di Jakbar, baru-baru ini.

Pada awalnya, masjid yang dibangun Chan Chen Hu, ulama Cina, difokuskan sebagai pusat syiar Islam para musyafir Negeri Tirai Bambu. Selain itu, keberadaan masjid juga menjadi bukti komunitas kalangan muslim Cina di Batavia. Bahkan, dari tahun ke tahun, bukti itu kian nyata. Menurut sejumlah musyafir, perkembangan syiar di masjid itu mencapai puncaknya pada 1974. Saat itu, melalui perhimpunan Jamaat Tabligh, banyak musyafir dari berbagai penjuru Tanah Air berkumpul, beri`tikab, dan merenungi kebesaran Tuhan di Masjid Jami Kebon Jeruk.

Setelah beri`tikab dan berdiskusi di tempat itu, biasanya para musyafir segera meninggal masjid untuk kembali melakukan syiar Islam ke daerah lain. Tapi, kedatangan dan kepergian para musafir telah menjadi pemandangan biasa di masjid tua itu, terlebih untuk masyarakat di sekitarnya.(ICH/Syaiful Halim dan Arry Trisna)