Sukses

100 Lebih Eks Gafatar di Surabaya Dipulangkan ke Daerah Asal

Mereka dipulangkan ke sejumlah kota di Jawa Timur, seperti Lamongan, Mojokerto, Nganjuk, Sidoarjo dan lainnya.

Liputan6.com, Surabaya - 100 lebih warga eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang sejak Sabtu pagi tinggal di penampungan Asrama Transito Dinas Transmigrasi dan Kependudukan Jawa Timur di Jalan Margorejo nomor 74 Surabaya dipulangkan ke daerahnya masing-masing. Proses selanjutnya akan ditangani pemerintah daerah.

"Malam ini kami pulangkan 100 lebih warga eks Gafatar ke daerah masing-masing," kata Asisten III Bidang Kesra Pemerintah Provinsi Jawa Timur Shofwan kepada Liputan6.com ditemui di posko penampungan Surabaya, Minggu (24/1/2016), malam.

Adapun rinciannya, lanjut Shofwan, yang sudah dipulangkan berasal dari Kabupaten Lamongan sebanyak 6 jiwa yang terdiri dari 3 kartu keluarga (KK), Kota Mojokerto sebanyak 4 jiwa yang terdiri dari 1 KK, Kabupaten Mojokerto sebanyak 23 jiwa yang terdiri dari 6 KK, Kabupaten Sidoarjo sebanyak 16 jiwa yang terdiri dari 5 KK, Kabupaten Nganjuk sebanyak 12 jiwa terdiri dari 3 KK.

Selanjutnya, Kabupaten Ngawi sebanyak 3 jiwa yang terdiri dari 1 KK, dan Kabupaten gersik sebanyak 27 jiwa yang terdiri dari 6 KK. "Pemulangan ini akan terus berlanjut malam ini, terutama bagi Kabupaten/Kota terdekat," kata dia .

Shofwan menuturkan, karena sudah dipulangkan ke masing-masing kabupaten atau kota, proses selanjutnya akan ditangani pemerintah daerah setempat.

"Jadi nantinya untuk pelayanannya akan disamakan dengan yang ada di sini, seperti ada pendampingan, fasilitas konsumsi layak dan beberapa pelayanan lainnya," ujar Sofwan.

Penyerahan kepada kabupaten atau kota itu, kata dia, dirasa sangat efektif karena lebih mengetahui permasalahan mereka, sehingga apabila mereka membutuhkan pekerjaan maupun keterampilan lainnya, pemerintah daerah akan siap memfasilitasinya.

"Mereka butuh apa nanti, akan langsung difasilitasi dan kami hanya bersifat monitoring," ucap pria berkacamata ini.

Namun, apabila pemerintah daerah tidak bisa menampung keinginan mereka, maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan langsung turun tangan, sehingga melalui cara ini akan bisa mengembalikan mereka ke kampung halamannya masing-masing.

"Kami juga sudah kondisikan lingkungan mereka untuk menerimanya, Insya Allah akan aman," ujar Shofwan.