Liputan6.com, Jakarta - Tiga lelaki berjalan tegap, menyisir penampungan eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Bekangdam XII/Tanjungpura, Kalimantan Barat. Mereka dibekali sebuah 'senjata'.
Sesekali, pria berseragam loreng itu membungkuk. Matanya tertuju pada sebuah titik.
Tangannya pun cekatan membekuk targetnya, yakni sampah-sampah yang berserakan di penampungan.
Ketiga pria itu, Prada Atustinus Ranto, Prada Denu Hermawan, dan Sersan Satu Par’i, setiap harinya bertugas memungut sampah yang dibuang sembarangan oleh eks anggota Gafatar.
Baca Juga
Panas dan hujan mereka tak pedulikan. Bau busuk sampah sudah menjadi makanan mereka. Yang penting, sampah tidak berserakan dan dibuang ke tempatnya.
"Sudah biasa seperti hari ini, sejak Rabu sampai sekarang di penampungan buang sampah," tegas Par'i kepada Liputan6.com, Senin (25/1/2016).
Advertisement
Baca Juga
Mengapa hal itu dilakukan? Mereka kompak menjawab, "Kami melaksanakan ini demi kenyamanan pengungsi."
Pantauan Liputan6.com, sampah berserakan karena tidak dibuang di tempatnya di lokasi penampungan. Padahal, bak sampah berukuran besar sudah disediakan.
Patroli untuk 'menumpas' sampah ini dilakukan satu jam sekali agar pengungsian tidak kumuh.