Sukses

VIDEO: Ungkap Pembunuh Mirna, Polisi Butuh 1 Alat Bukti Lagi

Polisi menyatakan, telah mengumpulkan berbagai keterangan sebagai alat bukti yang cukup untuk menetapkan tersangka dalam pembunuhan Mirna.

Liputan6.com, Jakarta - Kematian Wayan Mirna Salihin yang diduga karena racun sianida masih diselimuti misteri. Tim penyidik Polda Metro Jaya tak kunjung menetapkan tersangka pembunuhnya.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (26/1/20116), Hanny yang kembali diundang tim penyidik dengan didampingi keluarganya untuk dimintai keterangan, tak sedikit pun mengeluarkan kata-kata dari mulutnya saat dihujani pertanyaan.

Bahkan selama pemeriksaan, penyidik mengungkapkan, Hanny kerap mengaku lupa sehingga penyidik harus menggali lebih lama agar ia bisa mengingat kembali saat-saat terakhir bersama Wayan Mirna.

Setelah sekitar 6 jam pemeriksaan, Hanny keluar ruangan. Kembali ia menutup mulutnya rapat-rapat dan langsung meninggalkan halaman Gedung Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya.

Sementara itu, polisi menyatakan telah memiliki berbagai keterangan sebagai alat bukti yang cukup untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka. Meski demikian, polisi masih memerlukan satu alat bukti lagi yang sedang diuji dan didiskusikan dengan jaksa penuntut umum.

"Siapa bilang tidak ada titik terang. Titik terang ada, cuma lampunya lampu neon berapa watt. Jadi kita mau bikin terang-benderang," ucap Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti.

"Nanti lihat habis ekspose (gelar perkara). Misalnya kami yakin, kalau jaksa belum yakin gimana. Maka kami sekarang memberi keyakinan pada jaksa, pasti jaksa berdiskusi. Pasti ada petunjuk, sudah pasti itu," jawab Krishna saat ditanya apakah dengan bukti-bukti yang ada bisa ditetapkan tersangka. 

Dalam keterangan beberapa waktu lalu, keluarga Mirna berharap kasus ini segera terungkap. "Di hati kecil saya merasa pasti terungkap. Karena saya bantu apapun yang dibutuhkan polisi untuk mengungkap kasus ini," kata ayah Mirna, Edi Dharmawan.

Wayan Mirna Salihin](2420774 "") mengalami kejang dan tak sadarkan diri usai minum kopi di sebuah kedai kopi di pusat perbelanjaan mewah di Jakarta Pusat. Kedua teman korban sempat melarikannya ke rumah sakit namun nyawanya tidak tertolong.

Â