Liputan6.com, Jakarta - Berbagai cara dilakukan agar banjir segera hilang dari Jakarta. Hanya saja, beberapa proyek besar seperti sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur menemui kendala.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan warga Jakarta memang belum bisa melihat dan merasakan dampak dari pembangunan sodetan Ciliwung sekarang ini. Terlebih, pembangunannya terhambat karena pembebasan lahan.
"Kan belum nyambung Ciliwung ke KBT. Kan belum nyambung. Nah itu telat, baru 2017 selesai," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Sebagai ganti, Pemprov DKI kebut normalisasi sungai. Wilayah yang menyalahi aturan dan berada di badan sungai, harus ditertibkan. Meski ada perlawanan, penertiban tetap dilaksanakan.
Baca Juga
"Tapi minimal sekarang kan kalau Kampung Pulo sebentar lagi sudah enggak akan banjir. Bukit Duri lagi dikerjain. Minimal Bukit Duri yang kita tutup (dengan sheetpail) 250 meter enggak ada lagi banjir," jelas Ahok.
Bila normalisasi terus dilakukan dan sheetpail sudah sempurna, baik Kampung Pulo maupun Bukit Duri tidak lagi banjir. Secara tidak langsung, warga akan merasakan manfaat lainnya, seperti harga tanah meningkat.
"Makanya siapa yang bilang saya hancurkan Kampung Pulo? Saya hanya menghancurkan rumah liar hasil reklamasi di pinggir sungai Kampung Pulo. Kampung Pulo-nya justru saya selamatkan, bahkan menaikkan harga jualnya," pungkas Ahok.