Liputan6.com, Jakarta - Pelaku bom di Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kembang Kuning Pulau Nusakambangan, bernama Syaiful Anam alias Mujadid diduga melakukan komunikasi dan ikut mendanai aksi teror Jakarta di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Bukan itu saja, Syaiful Anam yang juga mempunyai nama alias Brekele alias Idris alias Joko, juga disebut berkomunikasi dengan Bahrunnaim, orang yang diduga otak teror bom Jakarta, dengan menggunakan teknologi canggih.
Dikonfirmasi hal ini, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly mengatakan, tidak mengetahui hal tersebut.
Baca Juga
"Saya enggak tahu soal itu. Tapi kita sudah kerja sama kok. Ada jammer (pengacau sinyal). Jadi itu kalau ada teknologi lebih mampu, ya saya enggak tahu," ujar Yasonna di kantor Menko Polhukam, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Meski demikian, Yasonna tidak menampik jika memang terjadi komunikasi antara Bahrunnaim dan Anam. "Ya, di Nusakambangan, dia bisa berkomunikasi melalui tamu mereka," ungkap politikus PDIP itu.
Bukan hanya itu, Yasonna juga menegaskan, tidak perlu ada aturan khusus bagi terdakwa terorisme yang berada di dalam penjara.
"Pasti mereka dibatasi dan diawasi. Bahkan sampai obrolannya juga (dipantau). BNPT dan Polri mengawasi. Penangkapan kan juga dari intervensi jaringan komunikasi yang dilakukan oleh pihak keamanan," pungkas Yasonna.