Sukses

Taufik Gerindra: Kalau Nanti Jadi Gubernur Jangan Offside

Hingga saat ini, ada ‎8 nama yang diusung menjadi bakal calon Gubernur DKI 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik berharap Jakarta ke depan akan dipimpin sosok yang berkepribadian luhur dan santun.

Ia pun berpesan kepada bakal calon gubernur DKI yang diusung Gerindra jika memenangkan Pilkada DKI 2017 mendatang agar tidak offside dalam mengeluarkan kebijakan.

‎"Apabila Anda dicalonkan dan Anda menang, maka Anda jangan offside. Kalau Ahok itu offside,‎" ujar Taufik dalam acara penjaringan bakal Cagub di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat, Rabu 27 Januari 2016.

Dalam menyambut pilkada 2017 ini, kata Taufik, Partai Gerindra mengusung tagline 'Membangun Jakarta Tanpa Menyakiti'. ‎Partai berlambang kepala burung garuda itu berharap Jakarta akan berkembang lebih baik tanpa ada pihak yang tersakiti.


"Saya yakin warga Jakarta itu kalau diajak dialog dengan baik, pasti nurut. Adab itu mesti dipakai. Itu syarat terakhir," kata Wakil Ketua DPRD DKI itu.

Hingga saat ini, ada ‎8 nama yang diusung menjadi bakal calon Gubernur DKI 2017. Yakni Ketua DPD Partai Gerindra DKI Mohamad Taufik, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, anggota DPR Biem Benjamin, dan anggota DPRD DKI Mohamad Sanusi.

Sementara kandidat lain dari luar partai yakni mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsudin, Sekretaris Daerah DKI Saefullah, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Nama-nama tersebut diberikan kesempatan bersosialisasi dengan warga Jakarta. Selanjutnya proses seleksi akan dilakukan secara ketat hingga mengerucut pada 3 nama bakal calon dan didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI.

"‎Calon itu betul-betul dari suara masyarakat Gerindra, bahkan mungkin dari suara masyarakat Jakarta. Proses ini bertahap sampai kami menentukan 3 nama dan diusulkan ke pusat," demikian Taufik.

2 dari 3 halaman

Siap Koalisi

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik membenarkan partainya tidak menutup kemungkinan berkoalisi, termasuk dengan PKS dalam Pilgub DKI.

Alasan kuat kedua partai politik itu berkat elektabilitas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Keduanya sama-sama menjagokan menjadi orang nomor 1 di DKI.

"Kita tidak menutup kemungkinan bakal koalisi dengan partai mana pun untuk memenangkan pilkada 2017. Ridwan Kamil itu perekat semua partai," ujar Taufik.


Anggota DPR Biem Benyamin, Ketua DPD DKI Gerindra M Taufik, Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno, Ketua Komisi D DPRD DKI M. Sanusi (ki-ka) saat penjaringan Cagub DKI Jakarta oleh Partai Gerindra, (27/1). (Gempur M Surya/Liputan6.com)

Nama Wali Kota yang akrab disapa Emil itu ternyata muncul juga sebagai kandidat unggulan di PKS. Ketua DPW PKS Syakir Purnomo menjelaskan, elektabilitas Emil dalam survei partainya bahkan mengalahkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Nama Emil juga tetap unggul dalam survei internal partai saat dibandingkan dengan nama-nama elit PKS, seperti mantan Presiden PKS Annis Mata, politisi senior PKS Hidayat Nur Wahid, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Triwaksana dan Selamat Nurdin.

Kini, hasil survei sudah dilaporkan ke Dewan Pengurus Tingkat Pusat (DPTP) PKS. Nama Ridwan Kamil dijadikan unggulan dalam laporan tersebut.

"Kita mengajukan, nantinya DPTP lah yang akan mengambil keputusan. Tapi tentunya yang kita rekomendasi adalah yang paling disukai (Ridwan Kamil)," ucap Syakir di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat, Rabu 27 Januari 2016

Syakir menegaskan, PKS tidak akan berkhianat kepada Gerindra dalam berkoalisi. Apalagi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah menegaskan bahwa PKS merupakan kerabat dekat partainya.

"Sejauh ini banyak kesepakatan yang sudah dicapai sama PKS. Pada rapimnas kemarin, Pak Prabowo bilang kalau PKS itu sohibnya Gerindra," tutur dia.

Dalam mengusung calon Gubernur DKI, parpol harus memiliki minimal 20 kursi di DPRD DKI. Saat ini Gerindra memiliki 15 kursi, sementara PKS 11 kursi. Sehingga koalisi kedua partai tersebut sudah memenuhi syarat mengusung Cagub DKI.

"Saya berharap ke depannya bakal ada partai lain merapat dengan PKS dan Gerindra. Mudah-mudahan anggota koalisinya nanti bertambah dan semakin kuat," ucap Syakir.

3 dari 3 halaman

Asal Daftar, Siapa Saja Bisa

Politisi Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa.

 
Partai Gerindra mulai melakukan seleksi lanjutan untuk bakal calon gubernur Ibu Kota peserta Pilkada 2017.

Satu dari 8 calon yang masuk adalah Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah.

Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Partai Gerindra Desmond J Mahesa turut menanggapi hal itu. Desmond mengatakan ada orang yang mendaftarkan Saefullah.

"Ada orang yang mencalonkan (Saefullah). Kita kan sifatnya administrasi saja. Kalau dia enggak mendaftar, ada orang yang mengusulkan ya kita catat dong. Yang penting kita undang, kalau dia (Saefullah) datang, ya berarti dia minat (jadi calon gubernur)," ujar Desmond J Mahesa di Gedung DPR Senayan Jakarta, Rabu 27 Januari 2016.

Saat ditanya mengapa Gerindra tidak mencalonkan Ahok, Desmond menjawab santai.

"Ini kan masih panjang, kita menjaring pendapat masyarakat. Orang-orang yang kita undang itu punya kapasitas atau enggak. Dia punya pemikiran bagaimana soal Jakarta, punya gagasan apa," ucap Desmond.

Desmond menyebutkan jika Gerindra bukan mencari lawan untuk Ahok. Yang penting ada orang daftar, punya gagasan soal Jakarta, dan minat jadi gubernur.

"Bukan buat lawan Ahok. Kalau itu lawan Ahok, tetapi tiba-tiba Ahok mendaftar ya diproses juga. Kita tidak mencari lawan Ahok," pungkas Desmond.