Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di mata Partai Gerindra DKI Jakarta masih dianggap sebagai pengkhianat.
Ahok keluar dari partai karena tidak sependapat dengan Partai Gerindra terkait wacana pemilihan gubernur melalui DPRD.
Ahok tidak terima jika terus-terusan disebut pengkhianat oleh Gerindra.
Baca Juga
Bagi mantan Bupati Belitung Timur itu tidak ada gunanya bertahan di partai yang sudah tidak sepaham dengannya. Meski partai itulah yang membawa pada posisi jabatan sekarang ini.
"Kamu ngotot minta saya dipilih lewat DPRD saya enggak terimalah. Selama dipilih rakyat saya enggak keluar kok. Kalian yang berbeda pendapat, emang gue kawin sama lu musti selamanya, enak aja," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Kamis 28 Jakarta 2016.
Advertisement
Baca Juga
Suami Veronica Tan itu mengibaratkan hubungan di partai politik seperti berumah tangga. Bila sudah tidak sepaham bukan tidak mungkin bercerai.
"Kalau kamu nikah sama orang enggak sesuai, lu mau enggak sama dia terus? Cerai dong bukan pengkhianat," tegas Ahok.
Pria berkaca mata itu sangat tahu siapa saja orang-orang di Gerindra. Sebagai mantan politisi partai Golkar, Ahok paham embrio Gerindra adalah Golkar.
"Kalau mau ngomong gitu, capek juga kan. Kalau kita ngomong gitu, tersinggung lagi sama saya. Emang orang dulu pendiri Gerindra orang apa sih, Partai Golkar," pungkas Ahok.