Liputan6.com, Jakarta - Mantan pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mulai dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing, setelah keberadaan mereka ditolak warga Mempawah, Kalimantan Barat. Mereka dibina di penampangan terlebih dahulu sebelum kembali kepada keluarga masing-masing.
Ketua MPR Zulkifli Hasan pun angkat bicara. Pria yang karib disapa Zulhas itu mengatakan, eks Gafatar jangan dimusuhi karena mereka adalah korban.
"Saya mengimbau agar kita jangan memusuhi yang ikut Gafatar karena mereka adalah korban. Kita bantu dan tolong mereka. Dan walaupun tidak mudah, kita lindungi mereka karena mereka korban," kata Zulkifli Hasan saat menghadiri acara pelantikan Junior Chamber International (JCI) di Balai Kartini Jakarta, Jumat (29/1/2016).
Baca Juga
Menurut Zulkifli Hasan, yang seharusnya dimusuhi dan ditangkap adalah pemimpinnya karena telah mengajak orang untuk pergi meninggalkan keluarganya.
"Orang yang sudah mengganggu ketenteraman umum, mengganggu keluarga, membawa kegaduhan, dan melanggar aturan, itulah yang harus dimusuhi dan ditangkap. Dan itu adalah pemimpinnya, yang mengajak, aparat harus tindak tegas karena sudah mengganggu keresahan," ucap Zulkifli.
"Tapi korbannya jangan kita musuhi, harus kita bantu, kita selamatkan bersama-sama," sambung dia.
Sebanyak 823 warga eks Gafatar tiba di dermaga JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara dengan menumpang kapal KRI Teluk Bone 511 Kamis kemarin. Namun sebelum itu, 712 jiwa eks anggota Gafatar tiba di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok. Mereka tiba dari Pelabuhan Dwikora, Pontianak, Kalbar dengan menumpang kapal KRI Teluk Banten 516.