Liputan6.com, Jakarta - Psikolog Polri yang memiliki segudang pengalaman memeriksa kasus besar, Ajun Komisaris Besar Rinny Wowor, mengungkap sejumlah fakta di balik pemeriksaan Jessica Kumala Wongso, tersangka pembunuhan Wayan Mirna Salihin.
Psikolog dilibatkan oleh penyidik dalam menguak misteri kematian Mirna. Cara seperti ini juga digunakan perwira menengah bergelar doktor psikologi pertama di Polri ini dalam mengungkap tabir kematian aktivis HAM Munir.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan tim psikolog Polri, terungkap beberapa pertanyaan yang dihindari Jessica.
"Ada beberapa yang dia deny (pungkiri) dari beberapa interview," ungkap Rinny.
Baca Juga
Rinny tidak membuka semua profiling tersebut. Namun salah satu contoh pertanyaan yang 'dihindari' Jessica adalah soal hubungan dengan lawan jenis atau kehidupan seksualnya.
"Ada beberapa hal berkaitan dengan pertanyaan pengetahuan di usia dia yang 27 tahun. Sebagai seorang yang tinggal lama di luar negari dengan budaya yang begitu terbuka, dia menghindari, mengabaikan pertanyaan sepantasnya itu, di mana dia bisa menjawabnya," kata Rinny.
"Ada sesuatu yang penting yang perlu dieksplorasi," Rinny menambahkan.
Analisia psikologi Jessica, ujar Rinny, rekan Mirna itu tergolong cerdas. Dia mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
"Dia anak yang cerdas. Dia cepat merespons dan menyesuaikan dengan lingkungan yang baru. Jadi, mudah membuat dia lebih tenang dalam menghadapi situasi baru. Dia mampu me-manage dirinya, penyesuaian diri dia sangat baik," beber Rinny.
Sementara itu, Jessica mengakui dirinya melakukan gerakan-gerakan aneh saat Mirna mengalami kejang. Sikapnya yang tenang saat menghadapi Mirna yang pingsan di hadapannya, diakui karena saat itu dia tidak tahu harus berbuat apa.
"Saya sangat panik ketika itu terjadi. Saya tidak pernah melihat seperti itu. Semua perasaan saya bercampur, tidak tahu harus berbuat apa," kata Jessica dalam wawancara dengan Liputan6.com, Liputan6 SCTV, dan Fokus Indosiar di SCTV Tower, Senayan, Jakarta, Kamis, 28 Januari 2016.