Sukses

2 Bom Meledak Saat Simulasi Teror di Mapolda Metro Jaya

Saat bom pertama meledak, polisi langsung memasang garis polisi, mensterilisasi lokasi dan membentuk pagar betis.

Liputan6.com, Jakarta - Dua bom berkekuatan kecil meledak dan menggemparkan masyarakat serta anggota kepolisian di kompleks Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis pagi.

Ledakan tersebut cepat menyebar ke seluruh handy talkie atau HT polisi. Sesaat kemudian, tim penjinak bom dari Brimob dan Gegana Polda Metro Jaya mendekati bagian tengah lapangan Direktorat Sabhara, sumber ledakan itu.

"Polda Metro Jaya dan jajaran polres menguatkan antisipasi ancaman teror," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Muhammad Iqbal, menanggapi kegiatan gladi bersih simulasi penanganan bom dan serangan teror yang sedang berlangsung di Mapolda Metro Jaya, Kamis (4/2/2016).

"Di polres, walaupun ada Brimob di kewilayahan, dibuat tim antiteror sendiri. Garis besar adalah antisipasi secara maksimal," sambung dia.

Saat bom pertama meledak, polisi langsung memasang garis polisi untuk mensterilisasi lokasi dan membentuk pagar betis, untuk menghadang warga yang penasaran dan inin mendekati lokasi.

Menurut Iqbal, langkah ini merupakan skenario pengamanan lokasi bom sesuai standar operasi prosedur (SOP). 3 Polisi di dekat sumber ledakan berakting tergeletak di tanah, seakan-akan menjadi korban bom.


8 Anggota Gegana berpakaian lengkap dengan rompi antipeluru, ransel berisi alat penjinak bom, dekker di sikut, lutur, helm, serta senjata laras panjang yang ditenteng bergegas memasuki Gedung Biro Sumber Daya Manusia Polda Metro Jaya.

Menurut Iqbal, tempat tersebut seolah-olah menjadi gedung tempat bersembunyi para teroris. Baku tembak pun tak terelakkan, polisi melumpuhkan teroris tersebut dalam sekejap.

Sebuah helikopter juga mengudara di atas lapangan Sabhara, yang dalam skenario sedang memantau melalui udara.

Setelah pantauan udara mengabarkan tak tampak pergerakan teroris, tim penjinak bom lalu menyisir lokasi, untuk menemukan kemungkinan adanya bom aktif yang belum meledak. Ternyata, sebuah bom memang masih ada di sekitar lokasi.

"Kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan anggota di lapangan, agar anggota paham betul apa dan bagaimana yang harus dilakukan bila dihadapkan dalam situasi seperti itu," terang Iqbal.

Dengan kostum penjinak bom seberat 33 kilogram, seorang anggota mendekati lokasi dan menangkap keberadaan bom tersebut dengan sinar X-Ray.

Seekor anjing jantan berbulu hitam dari tim K-9 pun ikut 'berakting' mengendus sekitar lokasi. Bom ditemukan, kemudian mereka meledakan bom yang ditemukan tersebut.

"Kita sudah ada SOP-nya dalam penanganan aksi teror. Simulasi ini untuk memantapkan lagi," tutup mantan Kapolres Metro Jakarta Utara itu.