Liputan6.com, Jakarta - Untuk menguatkan bukti-bukti kasus Mirna yang dihimpun, Penyidik Polda Metro Jaya meminta bantuan kepolisian federal Australia guna memperoleh data dan informasi tersangka Jessica yang pernah bersekolah dan bekerja di negeri kanguru itu.
Namun penyidik belum mengumumkan hasil koordinasi dengan kepolisian federal Australia yang akan digunakan sebagai petunjuk.
Baca Juga
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (5/2/2016), memasuki 5 hari penahanan tersangka Jessica Kumala Wongso, tersangka kematian Wayan Mirna Salihin usai minum kopi di sebuah kedai kopi Vietnam, penyidik masih melengkapi berkas dan data-data atas kasus ini. Penyidik Polda Metro Jaya juga berkoordinasi dengan kepolisian federal Australia.
Advertisement
Baca Juga
Penyidik meminta bantuan untuk mendapatkan petunjuk guna menguatkan bukti-bukti yang telah dihimpun. Penyidik menegaskan, hasil koordinasi police to police itu baru akan diungkap dipersidangan.
Rabu 3 Februari, penyidik kembali menggeledah rumah orangtua tersangka Jessica, di jalan Selat Bangka, Sunter, dalam penggeledahan selama beberapa jam itu polisi mengamankan laptop, CPU, speaker dan tisu bekas dari kamar mandi Jessica.
Jessica Kumala Wongso merupakan lulusan desain grafis di Billyblue College, Sidney, Australia tahun 2008.
Jessica adalah teman satu kampus Mirna. Awal Desember 2015, ia pulang kembali ke Tanah Air. Di pertengahan bulan Desember itu pula, ia sempat bertemu dengan Mirna dan suaminya, Arief Soemarko.
Sebulan setelah kepulangannya ke Tanah Air awal Desember 2015, ia bertemu dengan Hanie dan Mirna. Pertemuan 3 sahabat pada tanggal 6 Januari 2016 di sebuah kedai kopi Vietnam itu menjadi hari kelabu. Mirna tewas setelah meminum kopi mengandung racun sianida.
Belakangan, polisi menetapkan status tersangka pada Jessica. Meski hingga kini motif kematian Wayan Mirna Salihin masih misteri.