Sukses

Jessica dan Tudingan Psikopat

Edi juga sempat heran ketika melihat ekspresi Jessica, saat melihat Mirna meninggal.

Liputan6.com, Jakarta - Ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin mengatakan Jessica merupakan teman anaknya saat kuliah di Australia. Namun, ia tak tahu sedekat apa hubungan perempuan putrinya dengan perempuan bernama lengkap Jessica Kumala Wongso itu.

Edi menduga, Jessica menaruh hati terhadap putrinya yang bernama lengkap Wayan Mirna Salihin. Bukan tanpa alasan, karena dia menemukan pesan mesra yang dikirim Jessica ke handphone Mirna.

"Ada (pesan dari Jessica) saya lihat di Whatsapp Mirna, 'Mir mau dong gw dicium sama lo, udah lama nih'," beber Edi dalam Indonesia Lawyer Club, Selasa 2 Februari lalu.

Karena itu, pengusaha ekspedisi itu pun menyimpulkan, Jessica memiliki kepribadian ganda. Alasannya, banyak pesan yang dikirimkan Jessica ke Mirna yang membuat dia terkejut.

Ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin membeberkan secara gamblang motif Jessica Membunuh Mirna. Berikut penjelasannya.

"Dia ada ngomong di Whatsapp itu banyak urusan yang saya juga terkaget-kaget, ini anak saya lesbian kali? Oh ternyata tidak. Sangat normal dia, bahkan pacaran sampai 8 tahun dan akhirnya menikah," kata Edi.

"Setelah menikah itu jadi masalah. Coba kalau tidak menikah, tidak mati Mirna," imbuh Edi.

Edi juga sempat heran saat melihat ekspresi Jessica, ketika melihat teman kuliahnya di Billy Blue College of Design Australia itu meninggal.

"Dia itu dengan tenangnya datang, nyamperin ke mayatnya Mirna itu, yang saya lihat sudah tak bernyawa. 'Eee... Om, Mirna meninggal ya? Eee... cantik ya Mirna," cerita Edi sambil menirukan ucapan Jessica.

Edi terperanjat, lantas bertanya, "Lho, kamu siapa?"

"Saya Jessica, Om," sahut Jessica seperti ditirukan Edi.

Jessica Kumala Wongso usai melakukan wawancara di Jakarta, Kamis (28/1). Meskipun namanya terus tercatut dalam kasus kopi beracun ini, Jessica tetap tenang dan tersenyum lebar bila bertemu dengan awak media. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sementara, psikolog Polri yang memeriksa langsung tersangka kasus Mirna, Ajun Komisaris Besar Rinny Wowor menduga ada perilaku tersangka yang mengarah pada psikopat.

Dugaan tersebut muncul saat profiling yang dilakukan psikolog Polri terhadap Jessica. Namun, Rinny menolak merinci karena masuk kepentingan penyidikan.

"Ada dorongan yang mengarah pada sifat psikopat, namun bukan berarti dia antisosial yang benar-benar putus dengan sosial. Dia menyadari perilaku dan konsekuensi atas apa yang dia lakukan," kata Rinny dalam perbincangan dengan Liputan6.com, Jakarta, Jumat 5 Februari lalu.

"Ada kemarahan cukup besar yang membuat dia melakukan seperti itu," sambung dia.

Kendati, Jessica tetap dapat mempertanggungjawabkan dugaan kejahatan yang disangkakan kepada dirinya.

"Karena bukan kelainan perilaku," kata perwira menengah peraih gelar Doktor Psikologi ini.

Namun, Jessica dinilai pribadi cerdas, terbukti dari kemampuan dia beradaptasi dengan lingkungan sekitar dengan cepat.

"Stereotip dia menyangkal dan menutupi apa yang dilakukan," kata dia.

Meski tak mengenal sosok Wayan Mirna Salihin, kamu juga pasti akan geram dengan tersangka yang tega membunuh Mirna, bukan?

Rinny yang juga terlibat dalam beberapa kasus besar antara lain Ryan Jagal dan kasus pembunuhan Munir ini, sebelumnya menuturkan kejanggalan, yakni sikap tenang Jessica saat Mirna mengalami kejang seusai menyeruput kopi di kafe Olivier, Rabu 6 Januari 2016.

"Kalau dia aware (sadar) akan apa yang terjadi, maka dia tidak akan panik, sudah ada kesiapan akan apa yang terjadi," ujar Rinny.

Di lain pihak, Ketua Tim Penasihat Hukum Jessica, Yudi mengatakan, keterangan yang disampaikan Edi adalah kebohongan publik dan fitnah terhadap kliennya.

Yudi berkeras hati bahwa Jessica yang juga adik sepupunya itu perempuan berorientasi seksual normal.

"Tidak benar itu, dia (Jessica) punya pacar laki-laki, kok. Dia normal. Orang lagi kena masalah kok malah difitnah," bantah pengacara bernama lengkap Yudi Wibowo Sukinto itu.

Dia juga sebelumnya beranggapan, dasar penetapan tersangka terhadap Jessica lemah. Hingga kini penyidik Polda Metro Jaya belum bisa menemukan, hubungan antara racun sianida dengan kliennya.

Penyidik Polda Metro Jaya meminta bantuan kepolisian federal Australia, hingga kondisi terminal domestik Bandara Soekarno-Hatta.

Yudi juga mempertanyakan pencarian celana Jessica oleh kepolisian, yang menurut dirinya, tak ada berhubungan sama sekali dengan kematian perempun yang baru sebulan itu menikah.

"Jessica menuang racun tidak bisa dibuktikan, tidak ada itu. Asumsi saja," ujar Yudi, melalui pesan pendeknya kepada Liputan6.com, Minggu 31 Januari lalu.

Yudi menjelaskan, gerakan-gerakan Jessica dalam rekaman CCTV atau kamera pengintai yang dituduhkan penyidik tak berdasar.

Jessica yang meraba tas dalam rekaman CCTV itu diduga menuang sianida. Namun, Yudi memastikan, Jessica hanya mengambil telepon genggamnya.

"Ngeraba tas ambil HP. Polisi belum bisa menghubungkan," Yudi menandaskan.