Liputan6.com, Jakarta - Riki Agung Prasetyo (24), sopir 'Fortuner Maut' sangat menyesal telah datang ke Kalijodo. Sebab menurut dia, di tempat itulah awal mula peristiwa maut yang terjadi pada Senin 8 Februari 2016 dini hari.
Setelah minum minuman beralkohol di kawasan itu, mobil yang disopiri Riki hilang kendali. Menabrak sana-sini dan menewaskan sepasang suami istri, Zulkafli (31) dan istrinya Nur Aini (28) di Jalan Daan Mogot KM 15, Kalideres, Jakarta Barat. Atas peristiwa ini, seorang anak berusia 4 tahun bernama Karim harus menjadi yatim piatu.
"Saya nyeselnya kenapa harus ke Kalijodo," kata Riki di kantor Satlantas Wilayah Jakarta Barat, Senin 8 Februari 2016.
Kawasan Kalijodo, Kelurahan Pejagalan, Jakarta Utara, adalah kawasan pelacuran kumuh yang sudah berdiri lebih dari setengah abad.
Meski tak setenar Gang Dolly, tempat prostitusi ini adalah yang tertua di Jakarta dan tetap hidup hingga kini. Di sana, ada ratusan bangunan khusus untuk bisnis esek-esek.
Rupanya, Gubernur dari masa ke masa memiliki mimpi untuk kawasan lokalisasi itu. Di setiap kepemimpinan mereka pula lah nama Kalijodo kembali mencuat. Berbagai gagasan diungkapkan ke publik untuk menyulap kawasan tersebut.
Mimpi Gubernur Sutiyoso
Â
Â
Di era Sutiyoso, kawasan tersebut kerap dirundung bentrok 2 kelompok preman. Untuk mengantisipasi agar kerusuhan tak berulang, Gubernur Jakarta kala itu, Sutiyoso menegaskan akan menata ulang daerah lokalisasi yang sudah ada sejak 1930-an itu. Rencananya areal tersebut akan dijadikan kawasan hijau.
Pada Februari 2002, Pemerintah Daerah Jakarta akhirnya membongkar lokasi prostitusi liar dan perjudian gelap di kawasan Kalijodo.
Pembongkaran yang melibatkan sekitar 100 petugas Dinas Ketenteraman dan Ketertiban dan kepolisian setempat itu berlangsung lancar.
Sebab, para pemilik bangunan yang berlokasi di perbatasan Kecamatan Tambora, Jakbar, dan Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara itu tak melawan. Kendati demikian, menyikapi rencana Pemda Jakarta untuk menutup lokasi prostitusi dan perjudian liar itu, ternyata tak semua warga dapat menerimanya dengan alasan ekonomi.
Entah mengapa, lokalisasi prostitusi itu kembali subur.
Advertisement
Siskamling ala Gubernur Foke
Â
Gubernur DKI Jakarta saat itu, Fauzi Bowo akhirnya menertibkan kawasan Kalijodo. Namun, masalah tak selesai. Para pekerja seks komersial (PSK) justru beralih ke pinggir jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat. Hal ini meresahkan warga.
Namun, pria yang akrab disapa Foke itu mengatakan bahwa persoalan kupu-kupu malam bisa diatasi bila warga setempat juga rajin melakukan siskamling.
"Kupu-kupu malam itu takutnya sama siapa? Dia nggak takut dosa, takutnya sama siskamling warga. Saya minta aparat kelurahan bersama warga melakukan kegiatan untuk memberantas hal-hal seperti itu," ujar Foke pada Desember 2011 silam.
Namun, Foke meminta jangan hanya mengandalkan aparat saat memberantas keberadaan para pekerja seks ini. Namun peran serta warga juga dibutuhkan.
"Kalau cuma aparat, nanti dikira aparatnya main sama kupu-kupu malam. Warga juga harus ikut menjaga lingkungannya," ucap Foke.
Kedatangan Gubernur Jokowi
Â
Pasca dilantik, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sudah memantau segala aktifitas di Kalijodo. Bahkan 2 tahun lalu, Jokowi mengajak wakilnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok blusukan ke daerah yang dikenal sebagai kawasan prostitusi.
Saat itu, Warga yang berada di sekitar bangunan berlantai dua dan bertuliskan berbagai macam merek minuman beralkohol itu pun tampak heran. Warga terlihat bingung melihat iring-irangan mobil yang melintas di depan lokasi usaha mereka.
Usai melewati bangunan yang juga dipenuhi berbagai tempat hiburan itu, Ahok mengaku segaja melintasi kawasan Kalijodo, lantaran pihaknya akan membongkar puluhan bangunan yang berada di kawasan itu. Pembongkaran dilakukan karena selama ini kawasan tersebut kerap dijadikan sebagai tempat prostitusi.
"Tadi kan di Kalijodo lihat saja sendiri, nanti dibongkar lah, bangunannya saja seperti itu. Lihat di luar saja kelihatan ada nona hitam, nona manis, nona putih," ucap Ahok.
Namun saat itu, Ahok yang masih menjabat sebagai Wakil Gubernur masih bingung setelah direlokasi akan diapakan wilayah tersebut.
Jokowi pun saat itu mengatakan bahwa Kalijodo sebenarnya adalah lahan hijau. Selain itu, wilayah yang kini menjadi lokasi prostitusi 'kaki lima' tersebut harusnya merupakan jalan inspeksi. "Itu lahan hijau," kata Jokowi kala itu.
Namun, sampai Jokowi menjadi presiden, belum pernah ada pembersihan Kalijodo.
Advertisement
Besih-bersih Tanpa Toleransi ala Ahok
Di era Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengirim surat kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Dalam surat itu, Komnas HAM menyatakan, tempat permukiman warga itu tidak layak dijadikan lokasi prostitusi. Sebab membahayakan mental dan pendidikan anak-anak di wilayah tersebut. Lokasi prostitusi Kalijodo yang kerap memperlihatkan aktivitas orang dewasa itu tidak baik bagi psikologis anak-anak yang menetap di sana.
Menanggapi surat ini, pemprov langsung menyatakan akan menertibkan kawasan lokalisasi ini. Sekretaris Daerah (Sekda) Saefullah menjelaskan, sejumlah permukiman liar di sana juga akan dibongkar.
"Kalijodo mau kami tertibkan, ditargetkan Januari (2015) sudah bersih," kata Saefullah pada 24 November 2014.
Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi pun siap menertibkan kawasan lokalisasi Kalijodo saat itu. Lokalisasi ini berada di antara wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Ada 6 rukun tetangga (RT) yang masuk di wilayah Jakarta Barat.
"Kalijodo kita siap. Cuma setengah area Jakbar. Sisanya Jakarta Utara," ujar Anas Januari 2015 lalu.
Mantan Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan DKI Jakarta ini mengatakan, sampai saat ini, pihaknya sudah selesai mendata jumlah kepala keluarga (KK) serta aset tanah di kawasan tersebut. Sehingga tahap selanjutnya adalah pelaksanaan penertiban.
Namun, Pemkot Jakbar masih menunggu kepastian dari dinas terkait. Apakah kawasan Kalijodo yang akan ditertibkan itu akan diperuntukkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) atau yang lainnya.
Mandeg
Namun, relokasi Kalijodo ini kembali tidak terwujud.
Perhatian Ahok kembali ke Kalijodo setelah peristiwa tragis pada Senin dini hari 8 Februari 2016. Sebuah mobil Fortuner menewaskan 4 orang setelah pulang dari Kalijodo.
Atas peristiwa ini, Ahok pun kembali mewacanakan pembersihan Kalijodo.
Ahok pun ingin kawasan itu bebas dari maksiat. Sehingga tidak ada lagi orang yang celaka setelah singgah di sana.
"Makanya saya bilang Kalijodo harus segera sosialisasi. Kita bersihkan semua," ujar Ahok usai meresmikan Taman Jagakarsa, Jakarta Selatan, kemarin.
Suami Veronica Tan itu tidak ingin lagi ada kawasan yang dijadikan tempat pesta miras seperti itu. Terlebih efeknya sangat membahayakan orang lain.
"‎Enggak ada toleransi. Lebih banyak mudarat daripada manfaat itu," pungkas Ahok.
Namun, sampai saat ini belum ada tindaklanjut dari pemerintah provinsi untuk membersihkan Kalijodo.