Sukses

Curah Hujan Tinggi, 315 Kabupaten Ada di Daerah Berbahaya

BNPB mengatakan, bahaya banjir dan longsor yang dikhawatirkan di Januari justru kini bergeser ke Februari karena El Nino.

Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data soal potensi banjir dan bencana tanah longsor pada Februari 2016 ini. Kecenderungan kedua bencana yang diakibatkan curah hujan itu masih tinggi.

Kepala Pusat Data Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ada beberapa wilayah yang memiliki curah hujan di atas normal.

Dari catatan yang dimiliki BNPB, wilayah itu meliputi Bali, NTB, Bengkulu, Lampung, seluruh Jawa dan sebagian wilayah Sumatera Barat. Ia melanjutkan, potensi hujan tinggi juga akan terjadi di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Papua, dan Papua Barat.

"Ada 315 kabupaten dan kota berada di daerah bahaya sedang hingga tinggi dari banjir di Indonesia. Dan wilayah-wilayah yang potensi hujan tinggi itu yang rawan banjir dan longsor serta puting beliung," kata Sutopo di kantornya, Jakarta Timur, Rabu 10 Februari 2016.


Ia menuturkan, bahaya banjir dan longsor yang dikhawatirkan di bulan Januari justru kini bergeser ke Februari. Hal itu karena pengaruh El Nino. Selama Januari 2016, jumlah hujan malah berkurang dan tidak merata. Akibatnya musim hujan di Indonesia terlambat.

"Adanya pengaruh El Nino. Umumnya itu puncak hujan di bulan Januari," ujar dia.

Hujan pada Januari yang lebih kecil, kata Sutopo, juga berbanding lurus dengan peristiwa banjir dan longsor pada Januari 2016. Dari data yang dimilikinya, bencana banjir pada Januari 2016 menurun dibanding Januari 2015. Begitu juga bencana longsor.

"Yaitu penurunan kejadian banjir sebesar 43 persen dan longsor 75 persen," tutup Sutopo.

Data BNPB, persentase banjir dan longsor di Indonesia terhitung sejak 1 Januari hingga 8 Februari 2016, paling sering terjadi di Jawa Timur dengan persentase 36 persen. Sedang bencana yang paling rendah ada di Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, dan NTB.