Sukses

Menko Luhut: Super Tucano Jatuh, Jangan Buruk Sangka

Luhut menegaskan, akan segera berkoordinasi dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu soal jatuhnya pesawat Super Tucano itu.

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat latih tempur Super Tucano milik TNI AU jatuh di kawasan permukiman warga di Jalan LA Sucipto, Malang, Jawa Tengah pada Rabu 10 Februari 2016. Jatuhnya pesawat menimbulkan spekulasi kondisi alutsista Indonesia yang tak mumpuni.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamaman Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat tidak berburuk sangka.

"Alutsista yang jatuh dan kebetulan yang baru-baru, tidak perlu buruk sangka dulu. Amerika F15 (seri terbaru) juga crash (jatuh)," ujar Luhut di kantornya, Jakarta, Jumat (12/1/2016).

Luhut menegaskan, akan segera berkoordinasi dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu soal jatuhnya pesawat buatan Brasil itu.

"Saya nanti dengan Kementerian Pertahanan, akan sharing beberapa hal kok," tutur dia.

Bukan hanya itu saja, pria yang pernah menjadi Kepala Staf Presiden itu menuturkan, perlu adanya suatu penelitian untuk mengungkapkan kenapa pesawat tempur yang biasa digunakan menyerang para separatis itu bisa terjatuh.

"Tentu, hemat saya perlu ada 1 penelitian kenapa itu terjadi," Luhut menandaskan.

Anggota Komisi I DPR Sukamta mengatakan, perlu suatu investigasi untuk mengetahui secara pasti penyebab dari jatuhnya pesawat tempur Super Tocano.

Politikus PKS itu berharap, TNI AU segera mengevaluasi dan monitoring masalah ini.

"Saya harapkan TNI AU segera melakukan evaluasi dan monitoring kepada seluruh pesawat latih maupun tempur yang dimilikinya, jangan sampai ada insiden serupa terjadi lagi di masa depan yang mungkin hanya karena masalah teknis yang sebenarnya tidak perlu terjadi," tutur Sukamta.

Dia menegaskan, harus ada peningkatan kualitas penerbang sehingga mampu melakukan mitigasi bencana.

"Hal ini penting agar para penerbang lebih siap jika terjadi potensi kecelakaan udara dan mampu menghindari timbulnya korban," tutur Sukamta.