Sukses

TNI AU Ingin Bangun Monumen di Lokasi Super Tucano Jatuh

Sejauh ini negosiasi TNI AU dengan pemilik rumah untuk membeli tanah tersebut berjalan lancar.

Liputan6.com, Malang - TNI Angkatan Udara berkeinginan membangun monumen di lokasi jatuhnya pesawat Super Tucano TT 3108 di Jalan LA sucipto Kota Malang, Jawa Timur. Sejauh ini negosiasi dengan pemilik rumah untuk membeli tanah tersebut berjalan lancar.

Komandan Lanud Abdurahman Saleh Malang, Marsekal Pertama Djoko Senoputro mengatakan, pimpinan TNI AU berkeinginan membeli tanah di atas rumah milik Mujianto yang nantinya akan diwakafkan untuk musala di samping rumah tersebut.

"Pimpinan ingin sebagian kecil di atas tanah itu dibangun monumen kecil pengingat. Apalagi ada anggota kami juga. Tapi tetap diwakafkan ke musala," kataDjoko di Malang, Jumat (12/2/2016).

Djoko telah melihat lokasi jatuhnya pesawat. Saat itu juga, ia melakukan negoisasi langsung dengan Mujianto selaku pemilik rumah. TNI AU juga menyiapkan rumah kontrakan sementara bagi keluarga Mujianto.

Pengukuran terhadap luas tanah sudah dilakukan. Termasuk perbaikan terhadap rumah warga lainnya yang juga rusak akibat peristiwa itu. Negosiasi dengan keluarga Mujianto berjalan lancar dan disebut sudah 80 persen setuju dibeli TNI AU.

"Pemilik rumah juga tak ingin di situ lagi karena mengingatkan kejadian. Bagi kami tak masalah, terpenting tak merugikan warga," ujar Djoko.

Super Tucano saat tiba di Abdurahman Saleh Malang pada 26 September 2014 (Zainul Arifin/Liputan6.com)

Pesawat Super Tucano TT 3108 jatuh di atas rumah milik Mujianto di Jalan LA Sucipto Kota Malang. Istri pemilik rumah, Erna Wahyungtyas dan seorang penghuni kos, Nur Kholis meninggal dunia.

Pilot pesawat, Mayor Pnb Ivy Satafillah dan Juru Mesin Udara Serma Syaiful Arif Rakhman juga meninggal dunia.

Video Terkini