Liputan6.com, Jakarta - Musisi Ahmad Dhani mulai aktif dalam kegiatan politik setelah dipinang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk jadi calon gubernur DKI Jakarta. Pentolan grup band Dewa ini pun mengaku serius ikut pilkada 2017.
Diawal pencalonan, Dhani mulai melontarkan beberapa program kontroversial seperti penghapusan bus Transjakarta. Hal ini juga direspon santai oleh Ahok.
Saat ditanya ketersediaan bila dipinang Ahok, bos Republik Cinta Management itu pun ogah menanggapi lebih dalam.
"Ya saya belum tahu ya. Saya kan di sini mewakili PKB, GP Ansor dan NU. Artinya, ini bukan kemauan saya sendiri," kata Dhani di Hotel Aryaduta Jakarta Pusat, Jumat (12/2/2016).
Baca Juga
Dhani meyakinkan dirinya saat ini lebih setia dengan PKB. Tidak seperti saat Pilpres 2014 yang berseberangan PKB dan mendukung Prabowo Subianto.
"Pokoknya saya itu, enggak seperti yang sudah-sudah. Saya itu termasuk orang yang setia sama partai termasuk sama PKB. Orang kan tidak tahu saya di PKB itu dari tahun 1990-an sekalian, di NU memang dibolehkan," kata Dhani.
Tak Takut Senasib Rhoma Irama
Sejak pemilu 2014 manuver politik PKB terbilang apik. Tak ayal, perolehan suara PKB meningkat dibanding pemilu sebelumnya.
Salah satu yang tidak bisa dilupakan adalah menampilkan nama-nama beken seperti Raja Dangdut Rhoma Irama dan mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menjadi calon presiden.
Kali ini, pola serupa juga diterapkan di Pilkada DKI Jakarta. Kali ini PKB menggandeng musisi Ahmad Dhani sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta.
Ahmad Dhani pun santai saja menanggapi hal itu. Suami Mulan Jamela itu tidak khawatir nasib yang menimpa Rhoma Irama juga akan dialaminya.
"Kalau itu kan memang ada kontraknya, saya enggak ada kontraknya," kata Dhani.
Kondisi itu membuat para calon yang dimunculkan diawal terkesan hanya dijadikan alat untuk meningkatkan suara. Setelah sampai, sang calon dibuang.
Untuk persoalan ini, Dhani pun yakin hal itu tidak akan menimpanya. "Dijadikan alat enggak mungkin," singkat Dhani.
Advertisement