Sukses

VIDEO: Aksi Pelajar Tolak Valentine dan LGBT di Berbagai Wilayah

Peringatan Hari Valentine ditolak sejumlah elemen masyarakat di sejumlah daerah.

Liputan6.com, Aceh - Peringatan Hari Valentine yang jatuh pada hari ini ditolak sejumlah elemen masyarakat di sejumlah daerah.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (14/2/216), membawa berbagai spanduk, ratusan siswa dari sejumlah sekolah di Banda Aceh berunjuk rasa menolak peringatan Hari Kasih Sayang. Mereka menilai Valentine Day tidak sesuai dengan ajaran agama Islam dan bukan budaya Indonesia.

Generasi muda khususnya pelajar diimbau untuk tidak memperingati hari Valentine Day, termasuk mengirim kartu ucapan dan hadiah terkait Hari Kasih Sayang. Mereka juga diharapkan tidak menjadikan Valentine Day sebagai hari yang spesial.

Selain di Simpang Mesra, aksi serupa juga dilakukan para pelajar Banda Aceh di Simpang Surabaya dan Simpang Lima.

Aksi serupa juga dilakukan ratusan pelajar SMP 1 Kota Jambi, yang mendeklarasikan penolakan peringatan Hari Kasih Sayang.

Alasannya, Valentine Day membawa dampak buruk bagi generasi muda di Jambi, terutama para pelajar.

Sebaliknya, mereka menawarkan agar tanggal 14 Februari diubah menjadi hari menutup aurat internasional.

Bukan hanya Valentine Day, para pelajar ini juga menolak kehadiran para lesbian, gay, biseks, dan transgender atau LGBT. Mereka khawatir momen Hari Kasih Sayang dimanfaatkan oleh para pelaku LGBT untuk menularkan kebiasaannya.

Sementara di Kota Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, puluhan pemuda turun ke jalan menolak perayaan Hari Kasih Sayang. Mereka membawa spanduk dan poster berisi ajakan masyarakat agar tidak merayakan Valentine Day.

Pengunjuk rasa menilai, perayaan Valentine Day setiap 14 Februari tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya Indonesia. Terlebih, banyak anak muda yang memperingati Hari Kasih Sayang berujung dengan perbuatan maksiat.

Pemerintah diimbau tidak menutup mata dan melarang segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan Valentine Day.